Nukilan.id – Museum Aceh bersama dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh buka event pengenalan serta edukasi kebudayaan dan sejarah dalam rangka memperingati HUT ke 108 tahun yang berlangsung sejak 30-31 Juli 2023 dan berlokasi di Komplek Museum Aceh, Banda Aceh.
Salah satu penyelenggara, Machza Hudaya mengatakan, kegiatan ini merupakan rutinitas tahunan yang diselenggarakan oleh Museum Aceh bersama dengan Disbudpar Aceh guna mempromosikan lebih jauh tentang kebudayaan, adat-istiadat, sejarah, keagamaan dan kehidupan masa lampau di Aceh dengan berfokus pada edukasi serta pengenalan kepada masyarakat, komunitas dan generasi muda tentang pentingnya kebudayaan Aceh dari berbagai peninggalan-peninggalan sejarah.
Baca Juga: Festival Ornamen Aceh Tampilkan Berbagai Peninggalan Sejarah Peradaban Masa Lampau
“Kegiatan ini untuk menunjukkan bahwa Aceh sebenarnya punya banyak cerita sejarah agar masyarakat dan generasi muda saat ini mengetahui betapa pentingnya pengenalan sejarah melalui kegiatan yang berlangsung saat ini,” kata Machza Hudaya kepada Nukilan.id Minggu (30/7/2023).
Menurutnya, kegiatan HUT Museum Aceh ke 108 tahun kali ini menjadi bukti bahwa Aceh memiliki sejarah panjang dari masa ke masa sehingga diperlukan berbagai upaya agar masyarakat dan generasi muda tidak lupa akan perjalan sejarah tersebut.
“Sangat penting acara ini, kita sama-sama mengetahui bahwa Aceh ini menyimpan berbagai ornamen, barang dan historical sejarah terutama dalam hal kebudayaan. Oleh karena itu, diperlukan upaya-upaya edukasi agar sejarah dan kebudayaan tersebut tidak terlupakan oleh waktu,” ujarnya.
Lebih lanjut, ia menambahkan, sejauh ini terdapat empat event besar yang diselenggarakan oleh Museum Aceh pada peringatan HUT ke 108 tahun kali ini dimulai dari loka karya, monolog drama, toet bude trieng, dan eksplorasi museum. Selain itu, kegaitan ini juga membukan berbagai jenis kompetisi sejarah dimana pesertanya merupakan pelajar ditingkat SD, SMP dan SMA sederajat.
“Besok kita dan kompetisi sejarah untuk anak-anak sekolah yakni kompetisi rangkng 1 dalam hal pengenalan sejarah kepada generasi muda,” tambahnya.
Ia menjelaskan, Museum Aceh sejauh ini mendapatkan dukungan penuh dari Disbudpar Aceh untuk terus memperomosikan dan mengedukasi masyarakat terkhusus para generasi muda untuk tetap mengetahui berbagai perjalanan sejarah serta kebudayaan. Hal itu, dapat dilihat dari upaya yang dilakukan oleh Disbudpar Aceh seperti menyediakan segala fasilitas yang menjadi kebutuhan utama agar kegiatan tersebut berjalan sesuai rencana.
“Alhamdulillah, kita mendapat dukungan dari Disbudpar Aceh, terlihat dari berbagai fasilitas yang dengan tetap mengedepankan pelestarian peninggalan-peninggalan budaya disini dan sekarang pun mereka sedang berupaya membuka berbagai event kebudayaan seperti pameran, pekan kebudayaan dan lain-lain” jelasnya.
Machza menuturkan, proses promosi sejarah serta kebudayaan Aceh terus digalangkan, salah satu upaya promosi yang dilakukan oleh Museum Aceh yakni dengan cara mempublikasikan setiap kegaitan diberbai media sosial. Disamping itu, tujuan dari promosi ini untuk guna menarik minat masyarakat, generasi muda dan wisatawan baik lokal maupun mancanegara.
“Masyarakat terlihat antusias begitu juga dengan wisatawan, contohnya wisatawan dari mancanegara seperti Malaysia yang datang pada pagi hari dengan menggunakan dua unit bus untuk mengenal berbagai peninggalan sejarah dan kebudayaan Aceh,” tegasnya.
Sementara itu, dirinya berharap, dengan kegaitan ini kebudayaan dan sejarah Aceh bisa lebih dikenal oleh khalayak ramai khususnya generasi muda. kemudian, dia juga mengajak agar berbagai pihak seperti pemerintah, komunitas, institusi pendidikan dan lainnya untuk bersama-sama memperkenalkan Aceh lebih jauh melalui kebudayaan dan sejarah di Museum Aceh. [Azril]
Baca Juga: Pekan Kebudayaan Aceh Ke-VIII Diundur Hingga November, Ini Alasan dan Jadwalnya