Friday, April 19, 2024

Kisah Velyn Angelica, Pilot Cantik yang Jago Terbangkan Helikopter

Nukilan.id – Misalkan ditanya apa profesinya, dalam selayang pandang orang akan menjawab “model” atau paling tidak “seleb” saat melihat sosoknya. Jawaban itu memang tidak mengherankan bila memandang fisiknya yang cantik jelita dan modis pula.

Tapi, dia bukan model. Bukan pula seleb ataupun seleb media sosial. Ya, dia adalah pilot. Cantik? Ya, begitulah adanya.

Dia, Velyn Angelica, memang seorang pilot sungguhan. Ia menjalani profesi yang memacu adrenalin itu setelah menempuh pendidikan di Sekolah Penerbangan Ganesa Nusantara di Jakarta selepas lulus SMA.

Tak cuma bisa menerbangkan pesawat, gadis kelahiran Pontianak, 8 Agustus 1999, itu juga jago menerbangkan helikopter.

Dengan helikopter, Velyn membantu tim pemadam kebakaran hutan dan lahan (karhutla) untuk mencari titik api dari atas udara.

Velyn Angelica (22 tahun), pilot perempuan asal Pontianak. (Foto: Instagram @velynangelica)

Misi penerbangan pertama yang dilakukan Velyn bersama perusahaan mitra pemasok APP Sinar Mas yakni pada Juli 2021 dengan wilayah operasi di kawasan Pekan Baru, Riau, dan Sungai Baung, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan. Ia menjadi co-pilot menerbangkan Helikopter Bell 412.

Tim rutin melakukan patroli udara terutama di musim kemarau. Dalam kegiatan patroli udara kami akan melakukan deteksi titik api dengan membawa personel Tim Reaksi Cepat (TRC) – Helitac Crew agar bisa segera diturunkan di area munculnya titik api. Leader TRC akan mengarahkannya melakukan size-up, dan menginformasikan ke situation room di Fire Base (pusat kendali) melalui radio komunikasi terkait temuan tersebut,” kata Velyn, dalam wawancara dengan Antara di Palembang, belum lama ini.

Operasi pemadaman sangat bergantung pada kondisi api dan penilaian dari Ketua Tim TRC, apakah akan ikut dalam operasional pemadaman menggunakan helikopter water boombing atau memobilisasi RPK yang ada di pos terdekat.

Dalam penanganan Karhutla tentu saja tidak lepas dari kendala yang dihadapi, tapi semua itu bisa diatasi karena setiap tim yang bertugas sudah paham dengan tugas masing-masing,” kata Velyn.

Bagi Velyn, setiap penerbangan yang ia lalui memberinya kesan yang luar biasa, karena dia bisa banyak belajar dari kapten pilot yang sudah berpengalaman dan memiliki jam terbang tinggi.

Selama mengudara, Velyn pernah membawa fixed wing jenis Cessna 172 dan Piper Senneca III, sedangkan untuk helikopter ia pernah menerbangkan Robinson R44. Di wilayah APP Sinar Mas dan mitra pemasoknya, ia menerbangkan Helikopter Bell 412.

Di sini lah tantangannya, karena tidak ada helipad (tempat mendarat), kadang medianya itu bukan tanah yang keras, kadang rawa, kadang ada tonggak kayu. Tapi ini seninya jadi pilot helikopter,” kata dia.

Mandiri

Velyn Angelica (22 tahun), pilot perempuan asal Pontianak. (Foto: Instagram @velynangelica)

Walau adrenalin kerap terpacu, Velyn sangat mencintai profesinya. Menurutnya, pilot adalah profesi yang unik lantaran tidak meninggalkan ‘pekerjaan rumah’ alias tuntas ketika pesawat bisa mendarat.

Lebih menyenangkan lagi, selain memiliki pendapatan di atas rata-rata, ia juga bisa memiliki waktu luang yang lebih banyak karena setelah menuntaskan pekerjaan, dia akan memperoleh masa libur 1-2 minggu sebelum kemudian mendapatkan jadwal penerbangan yang baru.

Velyn mengaku, dirinya memilih menjadi pilot karena ingin mendapatkan penghasilan dengan bekerja. Ia tak sabar jika harus melewati pendidikan tinggi terlebih dahulu.

Dari tekad itu, Velyn memberanikan diri mendaftar ke Sekolah Penerbangan Ganesa Nusantara di Jakarta tanpa pendampingan orang tuanya.

Velyn mengurus sendiri segala keperluan, mulai keberangkatan dari Pontianak hingga tinggal beberapa hari di Jakarta untuk mengikuti serangkaian tes. Ia sama sekali tidak takut sendirian karena sudah terbiasa dididik mandiri oleh sang ibu.

Sebagai anak pertama dari lima bersaudara, Velyn dididik untuk mampu mengurus sendiri segala keperluan serta bertanggung jawab supaya dapat menjadi contoh bagi adik-adiknya.

Berkat didikan itu, Velyn tumbuh menjadi sosok perempuan yang tangguh dan tidak mudah mengeluh walau diterpa berbagai rintangan.

“Sebenarnya saya itu tidak dekat dengan ibu, entah apa ini positif atau negatif. Tapi yang jelas, selagi saya masih kuat, saya tidak akan cerita sama ibu,” ujar lulusan SMA Kristen Immanuel Pontianak ini.

Ayahnya Seorang Pedagang

Ibunda Velyn selalu menekankan dua hal penting kepada Velyn. Selain kemandirian, ia juga dididik untuk senantiasa menghargai orang lain. Ini penting karena dirinya bukan dari keluarga berada yang memiliki keleluasaan finansial.

Ayah Velyn merupakan seorang pedagang, dan harus membanting tulang ketika Velyn membutuhkan dana sekitar Rp1 miliar untuk menyelesaikan studi di sekolah penerbang selama 1 tahun dan 4 bulan.

Tak mengherankan dengan karakter bertanggung jawab itu, pada usia yang terbilang muda, Velyn sudah dipercaya menjadi pengajar di sekolah penerbangnya setelah menyelesaikan pendidikan di sana.

Berselang satu tahun kemudian, ia mendapat tawaran dari salah satu perusahaan mitra pemasok APP Sinar Mas untuk menerbangkan helikopter. Ini terkait kebutuhan penanganan kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

Ini menjadi tantangan sendiri bagi Velyn karena ia sebenarnya pilot pesawat bersayap tetap (fixed wing). Karenanya, ia terlebih dahulu harus belajar lagi selama enam bulan agar bisa menerbangkan helikopter (pesawat jenis baling-baling).

Berbekal 350 jam terbang saat ini, gadis 22 tahun ini pun tetap memupuk harapan pada suatu hari nanti bisa menerbangkan pesawat komersil. [Indozone]

spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Must Read

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Related News

- Advertisement -spot_img