Friday, April 26, 2024

Film Three Faces In The Land Of Sharia Karya Pemuda Aceh Raih Penghargaan Karya Fiksi Terbaik 

Nukilan.id – Baru Baru ini film Three Faces In The Land Of Sharia meraih penghargaan film karya fiksi terbaik pada ajang bergengsi Cannes World Film Festival. Perolehan penghargaan itu dirilis di situs cannesworldfilmfestival.com pada Selasa 28 Februari 2023.

Film bercerita tentang kaum minoritas serta penerapan hukum syariat islam di Aceh ini digarap pemuda bertalenta kelahiran Aceh Davi Abdullah bersama dua rekannya Masridho Rambey sebagai produser dan Fadil Batubara sebagai Director Of Photograpy.

Davi Abdullah kepada Nukilan mengatakan, film Three Faces In The Land Of Sharia berhasil meraih penghargaan di taraf internasional dalam kategori karya fiksi terbaik untuk bulan januari 2023.

Dijelaskan Davi, film ini mengangkat kisah tentang dua sisi kehidupan kondisi kaum minoritas serta penerapan hukum syariat islam di Aceh menjadi sebuah film pendek dokumenter.

Disisi lain, film ini berjutuan untuk memperbaiki penerapan hukum syariat islam yang belum maksimal dan kritikan kaum minoritas terhadap penerapan hukum syariat di tengah-tengah masyarakat Aceh.

“Sekarang ini kaum minoritas masih banyak di Aceh, faktanya penerapan hukum syariah islam masih belum maksimal hingga penerapannya tajam ke atas dan tumpul ke bawah,” kata Davi saat diwawancarai Nukilan di Banda Aceh, Kamis (2/3/2023).

Davi mengatakan, sebelumnya Film Three Faces In The Land Of Sharia juga berhasil meraih penghargaan Anugerah Piala Citra Festival Film Indonesia (FFI) mengalahkan empat nominasi diantaranya Different Touch in Batik, Love Birth Life, Noken Rahim Kedua, dan Scene from the Unseen (Merupa) pada November tahun 2021 di Jakarta.

“Tahun 2021 lalu tepatnya bulan November kita berhasil meraih penghargaan Anugerah Piala Citra Festival Film Indonesia yang berlangsung di Jakarta dan disaksikan langsung Presiden Joko Widodo yang juga pada waktu itu,” ungkapnya.

Ia berharap agar kedepannya dapat menggarap film lebih banyak lagi termasuk film dokumenter layar lebar berbentuk fiksi tentang kondisi sosial di tengah-tengah masyarakat dengan dukungan dari pihak Pemerintah dan pihak industri kreatif sehingga lebih banyak tercipta film-film berkualitas dari berbagai kalangan industri kreatif di Indonesia.

“Saat ini porsi untuk industri kreatif sangatlah kecil dalam bentuk apapun seperti industri film, lukisan dan masih banyak lagiyang mengarah pada produk-produk kreatif di kalangan masyarakat terutama anak muda, jika memang tidak dapat didukung secara material setidaknya diberikan porsi yang lebih besar sehingga banyak tercipta inovasi kreatif hasil karya anak bangsa,” pungkasnya.

Reporter: Azril

spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Must Read

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Related News

- Advertisement -spot_img