Wednesday, April 24, 2024

Direktur JSI: Ketegasan Kadisdik Aceh Sudah Tepat dan Sesuai

Nukilan.id – Direktur Eksekutif Jaringan Survey Inisiatif (JSI), Ratnalia Indriasari menjelaskan bahwa, learning loss atau penurunan capaian pembelajaran merupakan salah satu dampak dari pandemi Covid-19 yang cukup signifikan pada bidang Pendidikan di Indonesia.

“Ada satu hal yang mungkin belum kita sadari dari terdampaknya Pendidikan oleh Pandemi Covid-19. Hal tersebut adalah Learning Loss,” kata Ratnalia kepada Nukilan.id di Banda Aceh, Selasa (21/9/2021).

Dijelaskan, akibat kondisi Pandemi Covid-19 Pemerintah Indonesia memutuskan agar sekolah memberlakukan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) guna untuk mencegah penyebaran Covid-19 di lingkungan sekolah. Namun ternyata pemberlakuan PJJ mempunyai risiko lain yaitu Learning Loss.

“Hal tersebut disampaikan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Anwar Makarin, BA, M.BA bahwa, kita berisiko memiliki generasi dengan Learning Loss. Akan ada dampak permanen dalam generasi kita, terutama bagi yang lebih muda jenjangnya,” jelas Ratnalia.

Menanggapi hal tersebut, kata dia, pemerintah akhirnya meminta semua pihak ikut mendukung pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) Terbatas yang kian penting dan mendesak untuk mengihindarkan generasi muda Indonesia dari Learning Loss.

Kendati demikian, dengan kondisi Pendidikan di Aceh, dampak Learning Loss bisa saja akan terjadi di lingkungan Pendidikan Aceh.

“Kita ketahui bersama bahwa Pendidikan merupakan salah satu prioritas penting saat ini di Aceh,” ujarnya.

Sebab itu, kata Ratnalia, untuk dapat segera mencegah Learning Loss, Dinas Pendidikan Aceh merespon dengan baik arahan dari pemerintah pusat, agar segera diberlakukannya Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas di Aceh.

“Dinas Pendidikan Aceh sadar bahwa kurangnya kualitas serta fasilitas bagi anak dalam menjalankan PJJ selama ini juga berisiko terjadi Learning Loss di lingkungan Pendidikan Aceh, maka dari itu PTM Terbatas yang diarahkan oleh pusat menjadi opsi yang sangat tepat juga di Aceh,” ungkap Ratnalia.

Namun, lanjutnya, penuntasan vaksinasi Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK) yang masih belum berjalan dengan baik di Aceh baiknya menjadi prioritas utama Dinas Pendidikan Aceh saat ini. Maka dari itu ketegasan dalam penuntasan Vaksinasi ini menurut saya sudah tepat dilakukan oleh Kadisdik Aceh.

Karena itu, percepatan vaksinasi Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK) menjadi pilar penting dalam mengembalikan siswa-siswi di Aceh ke PTM Terbatas.

“Saya rasa hanya terjadi miscommunication di opini masyarakat Aceh saat ini,” terang Ratnalia.

Menurutnya, hal yang dilakukan Kadisdik Aceh merupakan upaya tepat dan sesuai ranahnya. Vaksinasi tersebut semata-mata dilakukan agar siswa-siswi dibawah naungan Dinas Pendidikan Aceh dapat kembali ke sekolah serta agar tidak semakin terdampak Learning Loss.

“Ketegasan seperti ini harusnya kita syukuri. Pemimpin yang tegas merupakan pemimpin yang benar-benar peduli terhadap tanggung jawab yang diembannya,” tuturnya.

Ratnalia berharap, semoga dengan segeranya pemberlakuan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) Terbatas di Aceh secara menyeluruh dapat menghindarkan siswa-siswi di Aceh dari terdampaknya Learning Loss. []

spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Must Read

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Related News

- Advertisement -spot_img