Saturday, April 27, 2024

Cerita Guru SD di Aceh Besar Ikut Seminar Internasional di Thailand

Nukilan.id – Guru Sekolah Dasar (SD) dari Kabupaten Aceh Besar Monasari sukses mempresentasikan dampak covid-19 pada pembelajaran serta tanggapan pemerintah dan masyarakat bersama Kepala Bidang Wasnas dan Penanganan Konflik Kesbangpol Aceh Dedy Andrian pada seminar yang digelar Asian Research Foundation (ARF), International Institut Peace dan Depelopment Studies( IIPDS) dan The Asian Muslim Action Network (AMAN), di Komplek IIPDS , Nong Chok, Bangkok, Thailand, 5 sampai 7 Nopember 2022 .

Monasari dan Dedi Anmdrian menyampaikan presentasi terkait pengalaman selama penanganan Covid-19 di Aceh.

Kehadiran Monasari di Thailand berdasar undangan khusus Mr. Abdus Sabur (sekjen ARF), agar ikut hadir menjadi peserta acara tersebut.

Dalam paparannya Monasari mengatakan, munculnya covid 19 di Aceh Besar–mungkin juga daerah lainnya di Aceh, menjadikan ajar-mengajar di sekolah sangat ternganggu.

“Solusi pembelajaran secara online yang ditawarkan juga tidak maksimal, karena keterbatasan murid membuat kelas online menjadi hal yang mustahil dilakukan,” ujar Monasari.

Oleh karena itu–lanjut Mona–dirinya memberi dukungan pada upaya pemerintahan dengan memberikan kesempatan kepada satuan pendidikan (sekolah) untuk mengembangkan kurikulum dengan prinsip diversifikasi sesuai kondisi sekolah, potensi daerah serta peserta didik yang mengacu pada kurikulum yang disederhanakan atau kurikulum darurat. Hal ini bertujuan memberikan fleksibilitas bagi sekolah dalam menentukan kurikulum sesuai kebutuhan murid.

Selain itu–menghadapi kondisi tersebut, guru memiliki cara masing-masing dalam menghadapi kondisi ini, ada yang menunggu wali murid di sekolah untuk datang mengambil dan mengembalikan tugas anaknya, ada juga guru yang datang berkunjung langsung ke rumah siswa untuk mengantar tugas dan memberikan penjelasan materi bagi anak-anak yang memiliki kecepatan rendah dalam menyerap materi pelajaran.

Pada seminar tersebut, peserta seminar diminta memaparkan hasil kajian masing0masing untuk dipresentasikan didepan para peserta dan penanggap Abdus Sobur dan Dekan Fakultas Hukum dan Syariah UIN Arraniry Banda Aceh Dr.Kamaruzaman Bustamam Ahmad.

Kegiatan itu dibuka secara online oleh Prof Dr. Amany B Umar Lubis Rektor Universitas Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Secara bergantian peserta mempresentasikan persoalan di lingkungan dan negara mereka masing-masing, antara lain Karima Adilla dan Mervililiani Pantandiana dari Indonesia, Nurainee Jangoe dari Thailand, Pooja Moetra, Sumedha Mullick dan Nayab Asraf dari India.

Pada hari kedua dilanjutkan oleh peserta bernama Nir Bahadur Shrestha dan Mohammad Ayatulla Rahaman serta Sahara Koirala ketiganya berasal dari Nepal, dilanjutkan Nguyen Ngoc Thao dan Vo Thanh Nguyen dari negara Vietnam , Gabriel U salah seorang peserta dari Myanmar. Serta Hemant Kumar Yadav dari India.

Acara tersebut menghadirkan 14 Peneliti Muda dari 7 negara di Asia yaitu Indonesia, Thailand, India, Vietnam, Myanmar, Nepal dan Bangladesh.[js]

spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Must Read

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Related News

- Advertisement -spot_img