Thursday, April 25, 2024

Australia Kini Punya Senjata Nuklir, Indonesia Beri Respons

Nukilan.id – Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI buka suara mengenai pembentukan AUKUS. Ini adalah aliansi pertahanan baru antara Amerika Serikat (AS), Inggris dan Australia di tengah meningkatnya ancaman China.

“Indonesia sangat prihatin atas terus berlanjutnya perlombaan senjata dan proyeksi kekuatan militer di kawasan,” kicau Kemlu melalui akun Twitter @Kemlu_RI, Jumat (17/9/2021).

Indonesia juga akan mencermati dengan penuh kehati-hatian keputusan Negeri Kanguru untuk memiliki kapal selam bertenaga nuklir. AUKUS membuat AS dan Inggris membantu Australia memiliki senjata mematikan itu.

“Indonesia menekankan pentingnya komitmen Australia untuk terus memenuhi kewajibannya mengenai non-proliferasi nuklir,” kata Kemlu lagi.

“Indonesia mendorong Australia dan pihak-pihak terkait lainnya untuk terus mengedepankan dialog dalam menyelesaikan perbedaan secara damai. Dalam kaitan ini, Indonesia menekankan pentingnya penghormatan terhadap hukum internasional termasuk UNCLOS 1982 dalam menjaga perdamaian dan keamanan di kawasan.”

Dalam pakta pertahanan AUKUS, Australia dikatakan akan mendapatkan bantuan dalam memperoleh kapal selam tenaga nuklir. Ini akan memungkinkan angkatan laut Australia untuk melawan kapal bertenaga nuklir China di wilayah Asia Pasifik.

Selain kerjasama pengembangan alutsista, akan ada penambahan pasukan AS di Australia. Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin, tanpa memberikan angka pasti, menegaskan bahwa Washington akan memperluas aksesnya di wilayah Pasifik Barat.

Australia kini sengit dalam hal perdagangan dengan China. Ini dimulai saat negeri itu menuntut investigasi asal usul corona di China, di awal 2019 lalu.

Austin menambahkan bahwa tekanan China terhadap Australia sejauh ini telah gagal. Ia menyatakan bahwa Washington akan terus membantu Australia dari sisi pertahanan bila terjadi kondisi-kondisi yang serius.

Sementara itu, AS dan China berseteru dalam sejumlah hal. Sejak era Presiden Donald Trump kedua negara sengit soal perdagangan, teknologi, Hong Kong, hak asasi manusia hingga Laut China Selatan (LCS). [cnbcindonesia]

spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Must Read

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Related News

- Advertisement -spot_img