Wednesday, May 8, 2024

Aceh Termiskin, Furqan Firmandez: TAPA Harus Pekalah, Banyak Masyarakat Tidak Berpenghasilan

Nukilan.id – Pengusaha muda Furqan Firmandez mengatakan, sulitnya lapangan kerja di Aceh menjadi salah satu faktor penyebab kemiskinan di Aceh tinggi.

“Banyak masyarakat yang tidak berpenghasilan, jadi sedikit sekali putaran uang yang beredar di tengah masyarakat kita,” kata Furqan Firmandez kepada Nukilan.id. pada Kamis (18/2).

Menurut Furqan, posisi Provinsi Aceh termiskin di Sumatera menjadi pertanyaan besar bagi banyak kalangan, karena Aceh memiliki sumber dana besar, otonomi khusus dan anggaran Pendapatan Belanja Aceh (APBA) yang angkanya capai belasan triliun setiap tahun.

“Dibanding provinsi lain yang jumlah penduduknya lebih banyak, anggaran Aceh cukup besar, harusnya bisa di manfaatkan untuk menurunkan angka kemiskinnan di Aceh. Tapi mengapa malah menjadi provinsi termiskin se-Sumatera?” tanyanya.

Menurutnya, hal Ini juga di rasakan kalangan pengusaha yang selama ini bergantung pada proyek pemerintahan, sangat sulit mendapatkan pekerjaan-pekerjaan. Yang mendapatkan pekerjaan hanya di kalangan tertentu saja, sehingga menyebabkan ekonomi tidak merata beputar.

“Dampaknya ke para pekerja di perusahaan mereka yang juga rata-rata Masyarakat Aceh sendiri,” jelasnya.

Sektor usaha perdagangan lain juga berdampak akibat lesunya putaran ekonomi kita sekarang di Aceh. Bahkan Hingga sampai tahap PHK sehingga semakin banyak masyarakat yang tidak berpenghasilan. Ini terlihat simple tapi multiplier effect-nya luar biasa di masyrakat. Apalagi di tambah kondisi pandemi covid seperti ini. Pemerintah harus sadari ini.

Faktor lain adalah masih belum maksimalnya kinerja pemerintah dalam menyusun program dan perencanaan untuk menurunkan angka kemiskinan di Aceh, masih ada program-program yang tidak urgent. Padahal, sumber dana yang besar ini bisa di utamakan untuk program yang menjadi kebutuhan mendasar untuk menaikkan ekonomi masyarakat Aceh.

“Kita berharap Pemerintah Aceh segera berbenah untuk kebaikan di Aceh. Khususnya Sekda Aceh yang merangkap ketua TAPA, harus lebih pekalah dengan keadaan dan persoalan masyarakat saat ini. Dengan adanya dana Otsus, ini kesempatan besar untuk mengangkat pertumbuhan ekonomi Aceh. Kalo sekarang tidak mampu menyelesaikan masalah kemiskinan, bagaimana nanti ketika dana otsus berakhir?.” demikian kata mantan Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Aceh periode 2014-2017 itu.

Reporter: Akhi Wanda

spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Must Read

- Advertisement -spot_img

Related News

- Advertisement -spot_img

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here