Nukilan.id – Pekan Olahraga Nasional Papua 2021 berakhir. Provinsi Aceh dan Sumatera Utara mulai bersiap diri untuk menyukseskan PON 2024. Sebagai tuan rumah, pesta olahraga empat tahunan itu momentum untuk membangkit prestasi dan ekonomi daerah.
Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Aceh Dedi Yuswadi dihubungi, Jumat (15/10/2021), mengatakan, Aceh dan Sumut berkomitmen menyukseskan PON 2024. Koordinasi dengan kementerian dan Lembaga terkait di tingkat pusat terus dilakukan.
Dedi mengatakan, dalam waktu dekat, pihaknya akan mengajukan rancangan detail pembangunan infrastruktur, seperti stadion utama dan wisma atlet. Stadion utama, selain sebagai lokasi pertandingan sepak bola, juga dipakai untuk cabang atletik. Stadion utama mampu menampung 60.000 penonton.
Menurut rencana, pembukaan PON 2024 dilakukan di Aceh dan penutupan di Sumatera Utara. Sebagai provinsi bertetangga, akses Aceh-Sumut mudah, selain terhubung jalan tol juga melalui penerbangan.
”Lahan untuk lokasi stadion utama sudah kami sediakan, yakni di Kecamatan Kuta Malaka, Kabupaten Aceh Besar, luasnya 106 hektar,” kata Dedi.
Kuta Malaka dianggap strategis berada di tepi jalan nasional Medan-Banda Aceh. Hanya berjarak sekitar 10 kilometer dari pusat ibu kota Provinsi Aceh.
Pelaksanaan pertandingan dilakukan di 10 kabupaten/kota, di antaranya Kota Banda Aceh, Aceh Besar, Pidie, Bireuen, Lhokseumawe, dan Aceh Tengah.
Dedi menambahkan, pembangunan infrastruktur dibiayai oleh Anggaran Pendapatan Belanja Nasional (APBN) dan Anggaran Pendapatan Belanja Aceh (APBA). Beberapa Gedung olahraga telah tersedia, tetapi perlu direhab dan ditambah fasilitas.
Salah satu lokasi yang akan digunakan adalah Stadion Harapan Bangsa, Banda Aceh. Stadion yang memiliki kapasitas 45.000 orang itu selama ini digunakan oleh klub sepak bola Liga 1 Persiraja.
Di kompleks Stadion Harapan Bangsa terdapat fasilitas olahraga lain, seperti gedung serba guna, gedung IPSI, gedung anggar, gedung bulu tangkis, lapangan basket, lapangan voli, lapangan sepak takraw, lapangan tenis, dan lapangan sintetis untuk sepak bola.
“Lahan untuk Lokasi Stadion Utama Sudah Kami Sediakan, Yakni di Kecamatan Kuta Malaka, Kabupaten Aceh Besar, Luasnya 106 Hektar.”
Aceh akan memanfaatkan status tuan rumah sebagai momentum meningkatkan prestasi olahraga dan pembangunan ekonomi. Pada PON Papua, Aceh menduduki peringkat perolehan medali ke-12 dengan total medali 29 keping. Ini menjadi prestasi terbaik sepanjang sejarah Aceh mengikuti PON.
Perbaiki peringkat
Sekretaris Komite Olahgara Nasional Indonesia (KONI) Aceh Nasir menuturkan, Aceh berhasil memperbaiki peringkat dari posisi ke-17 di PON Jabar naik ke posisi ke-12. Nasir optimistis, sebagai tuan, motivasi meningkatkan prestasi lebih tinggi.
”PON juga memontem untuk membangun ekonomi. Akan banyak kesempatan kerja, peluang usaha, dan wisata,” kata Dedi.
”Terlalu dini bicara target, tetapi saya optimistis kita bisa mencapai peringkat lima atau tujuh,” ujarnya.
Rencana awal jumlah cabang olahraga yang dipertandingkan di Aceh 32 cabang dan 22 cabang di Sumut. Namun, cabor-cabor tersebut belum ditetapkan KONI pusat. Jumlah atlet dan ofisial diperkirakan mencapai 7.000 orang.
Saat ini, KONI Aceh sedang mengkaji lokasi pertandingan yang akan diusulkan kepada Gubernur Aceh. Nasir menuturkan, infrastruktur harus sudah siap pada 2023 sebab perhelatan PON dilakukan pada 2024. [kompas.id]