Nukilan.id – Kasus kasus radikalisme dan terorisme di Indonesia kerap kali diawali oleh sikap intoleran antara individu dengan individu lainnya. Intoleran bukan hanya antar agama, Namun juga antar suku dan kelompok.
Hal itu disampaikan Ketua FKPT Aceh Dr.Mamaruzaman Bustamam Ahmad (KBA) pada kegiatan FGD Pencegahan Radikalisme dan Terorisme yang digelar Badan Kesbangpol Aceh bekerjasama dengan Badan Kesbangpol Kabupaten Aceh Barat Daya, di Aula Bappeda Abdya, Kamis, (27/5/2021).
Untuk itu, Kamaruzzaman mengajak peserta FGD agar selalu memperhatikan kondisi sekitar dan mengantisipasi maraknya hoax dan ujaran kebencian yang banyak beredar di media sosial.
“Karena hoax dan ujaran kebencian sangat mempengaruhi sikap penggunaan medsos terhadap lingkungan dan pemerintah. Hoax dan ujaran kebencian berperan dalam menciptakan sikap intoleran, yang pada akhirnya menjadi radikal dan terorisme,” kata KBA.
Sementara Kaban Kesbanpol Aceh melalui yang disampaikan Kepala Bidang Penanganan Konflik dan Kewaspadaan Nasional Badan Kesbangpol Aceh, Suburhan, SH., menyampaikan bahwa FGD Pencegahan Radikalisme dan Terorisme sebagai upaya dari kesbangpol Aceh untuk mengumpulkan informasi dan meningkatkan deteksi dini terhadap sejumlah isu-isu terkini, baik terkait konflik maupun radikalisme dan terorisme serta intoleran di Aceh, khususnya di Kabupaten Aceh Barat Daya.
“Kesbangpol Aceh dan FKPT Aceh akan selalu bersinergi dalam upaya-upaya pencegahan radikalisme, terorisme dan intoleran serta deteksi dini segala potensi konflik dan gangguan keamanan di Aceh,” kata Suburhan.
Kegiatan FGD diikuti 15 peserta terpilih dari tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, tokoh perempuan, Keuchik, camat, unsur aparat keamanan dan intelijen, serta SKPK terkait di Aceh Barat Daya.[Red]