NUKILAN.ID | BANDA ACEH – Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) Jusuf Kalla (JK) menegaskan bahwa masuknya bantuan asing ke Aceh diperbolehkan sepanjang bertujuan untuk kepentingan kemanusiaan dan dikoordinasikan secara baik oleh pemerintah.
Penegasan itu disampaikan JK saat meninjau langsung lokasi bencana dan pengungsian di Desa Palu Raya dan Bungkah, Kecamatan Muara Batu, Kabupaten Aceh Utara, Provinsi Aceh. Dalam kunjungan tersebut, JK melihat kondisi permukiman warga yang terdampak bencana, mulai dari rumah yang rusak berat hingga bangunan yang masih memungkinkan untuk ditempati.
“Kita lihat banyak rumah yang hancur, tapi ada juga yang masih bisa ditinggali. Rumah yang tidak bisa lagi dipakai tentu diganti, sementara yang masih bisa, dibersihkan. Itu solusinya,” kata Jusuf Kalla dikutip dari Antara, Sabtu (20/12).
Menanggapi keluhan warga yang menyebut hampir 20 hari belum ada penanganan maksimal dari pemerintah, JK menyatakan bahwa penerimaan bantuan asing sangat bergantung pada kemampuan pemerintah dalam menangani dampak bencana.
“Kalau pemerintah sanggup, tidak perlu minta. Tapi kalau terlalu besar bebannya, ya boleh. Apalagi kalau ada masyarakat internasional yang ingin membantu, itu baik sebagai bentuk kemanusiaan,” imbuhnya.
JK kembali menekankan bahwa nilai kemanusiaan bersifat universal dan tidak dibatasi oleh wilayah administratif maupun negara.
“Kalau kemanusiaan itu tidak ada batas wilayah,” tegasnya.
Terkait peran Palang Merah Indonesia, JK menjelaskan bahwa PMI tidak memiliki kewenangan untuk membangun rumah bagi warga terdampak bencana. Peran PMI difokuskan pada penyaluran bantuan logistik serta pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat.
“Kalau bangun rumah itu urusan Pemerintah. PMI membantu bahan-bahan seperti makanan, kompor gas, kesehatan, logistik, air bersih,” katanya.
Selain itu, JK mengajak seluruh unsur, baik pemerintah, lembaga kemanusiaan, maupun masyarakat, untuk saling bekerja sama dalam penanganan bencana agar solusi dapat segera direalisasikan.
“Pemerintah bekerja, PMI bekerja, masyarakat bekerja. Semua harus bersama agar solusi bisa tercapai,” ujarnya.
Kunjungan tersebut dilakukan untuk memastikan proses penanganan bencana berjalan dengan baik sekaligus menyerap aspirasi langsung dari masyarakat terdampak di sejumlah wilayah di Provinsi Aceh.





