Syaifullah Muhammad, Inovator Nilam Aceh Peraih Indonesia Innovator Award 2025

Share

NUKILAN.ID | JAKARTA — Periset Universitas Syiah Kuala (USK) sekaligus Kepala Atsiri Research Center (ARC), Syaifullah Muhammad, menegaskan bahwa kemajuan suatu negara tak lepas dari peran ilmu pengetahuan. Ia mengajak seluruh pihak membangun Indonesia melalui riset, inovasi, dan iptek yang berdampak bagi kesejahteraan masyarakat.

Atas dedikasinya mengembangkan hilirisasi nilam Aceh, Syaifullah meraih Indonesia Innovator Award 2025 yang digelar Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bekerja sama dengan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).

“Minyak nilam Aceh memiliki kualitas yang diakui oleh internasional. Kualitasnya sangat baik, memiliki keunikan, keunggulan komparatif, sayangnya tingkat kesejahteraan petani sangat minim,” ujarnya saat menerima penghargaan di Jakarta, Senin (11/8/2025).

Ia menjelaskan, riset yang dilakukan ARC USK diawali dengan turun langsung ke masyarakat untuk mempelajari sejarah nilam di Aceh dan praktik terbaik yang pernah diterapkan sejak masa kolonial. Hasilnya, Syaifullah berhasil menciptakan teknologi ekstraksi dan purifikasi minyak nilam berkualitas tinggi dengan kandungan patchouli alcohol (PA) hingga 99,8 persen.

“Intinya, yang menjadi landasan kita untuk melakukan inovasi terhadap industri nilam ini adalah kesejahteraan masyarakat yang saat itu masih rendah. Khususnya pada tata niaga perdagangan minyak nilam,” tuturnya.

Menurutnya, setiap penghargaan menjadi energi moral untuk terus konsisten dan berkomitmen.

“Penghargaan ini sangat berarti bagi kami, dan ini saya dedikasikan untuk semua kawan-kawan di ARC… tanpa pamrih. Penghargaan ini juga kami dedikasikan untuk pimpinan USK, yang sudah 12 tahun lebih mendukung apapun yang kami lakukan,” katanya.

Sementara itu, Kepala BRIN Laksana Tri Handoko menyampaikan dukungan terhadap kemandirian pangan dan energi, termasuk pengembangan benih presisi yang sesuai dengan beragam agroklimat Indonesia. Ia juga menyinggung riset berbasis omics, seperti genomics, proteomics, hingga metabolomics, untuk menghasilkan varietas unggul dengan lebih cepat.

Untuk komoditas nilam, BRIN memiliki koleksi plasma nutfah dari berbagai wilayah di Indonesia.

“Dari ekstraksi dan data molekulernya juga bisa kita lakukan di Cibinong… memastikan produksi yang lebih baik dan pengembangan produk-produk turunan yang lebih beragam,” ucap Handoko.

Ia menambahkan, dukungan LPDP dalam ajang ini menjadi motivasi bagi generasi muda. “Saya percaya, Bapak Syaifullah Muhammad dan juga Bapak Dwi Asmono, akan memberikan inspirasi yang luar biasa… Hilirisasi sumber daya alam lokal terbarukan semacam komoditas pertanian ini memiliki potensi yang sangat besar di negara kita hampir tidak terbatas,” pungkasnya.

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img

Read more

Local News