NUKILAN.id | Banda Aceh – Menurut pengamat politik dan keamanan Aceh, Aryos Nivada, dinamika politik di Kabupaten Aceh Selatan sangat kompleks. Aryos menyatakan ini berdasarkan kumpulan informasi dan data yang dikumpulkan dengan teliti, kemudian dianalisis menggunakan pemantauan media, observasi langsung, dan referensi dari sumber yang dapat dipercaya. Pernyataannya disampaikan dalam podcast Jalan Ary Official yang dilansir oleh Nukilan.id pada Minggu, (7/7/2024).
Aryos mengamati Kabupaten Aceh Selatan sebagai daerah yang unik dan berbeda dari yang lainnya. Secara etnis, Aceh Selatan memiliki populasi yang beragam, terbagi menjadi beberapa wilayah territorial seperti Labuhan Haji Raya, Kluet Raya, Samadua, Meukek, dan Tapak Tuan.
Dia menyoroti keberadaan ulama, elit politik, dan tokoh masyarakat di Aceh Selatan, serta menekankan bahwa pengaruh budaya tersebut masih relevan dalam dinamika politik masyarakat di daerah tersebut.
“Kalau mau main di pilkada Aceh Selatan itu harus menguasai Ulama, Ketokohan yang Baik, teritorial wilayah yang mumpung, kapasitas dan modal besar untuk menjadi seorang bupati di Aceh Selatan,” ujarnya.
Aryos juga mengatakan bahwa jumlah desa di Aceh Selatan ada 660 desa dan Kecamatan ada 18 Kecamatan dengan 697 TPS, semua elit politik harus menguasai TPS karena kuncinya hanya kemenangan di TPS.
Dalam hal ini, untuk kemenangan pemilih di Aceh Selatan ada di wilayah Tapaktuan sebanyak 16.000 pemilih, sawang 11.000 pemilih, Meukek 15.000 pemilih, Pasie Raja 18.000 pemilih dan Kluet Utara 12.000 pemilih. Artinya wilayah ini menjadi basis dukungan untuk pemilihan kepala daerah di Aceh Selatan.
Ia juga mengajak untuk mencermati orang – orang yang pernah menjabat sebagai bupati di Aceh Selatan dari data yang saya tabulasikan ada rentetan Mulai dari Pilkada 2006 itu ada Husin Yusuf dan Daska Azis
Pilkada 2013 ada Sama Indra dan Kamarsyah dan Pilkada 2018 ada Azwir dan Tengku Amran.
Dalam hal ini, pada Pilkada 2006 jelas euforianya pada saat itu masih menggunakan jalur independen atau jalur perorangan.
“saat itu Husain Yusuf dengan Daska Ajis melalui mekanisme perorangan,” ujarnya.
Lalu lantas masuk di Pilkada 2013 Sama Indra dan Kamarsyah itu didukung oleh gabungan parnas yaitu Golkar dan Gerindra
Lantas masuk di Azwir dan Tengku Amran yang berbeda karena ada irisan kolaborasi antara parlok dengan parnas ketika mengusung kandidat ini.
Dalam situasi saat ini, dengan meninggalnya Azwir, perhatian tertuju pada siapa yang akan menjadi tokoh-tokoh yang bisa menggantikan peran kuatnya di kota Pala. Kolaborasi sukses antara Azwir dan Teuku Amran sebagai Bupati dan Wakil Bupati Aceh Selatan menjadi sorotan.
Analisis menunjukkan bahwa dalam periode 2014-2019, PPP, Demokrat, dan Partai Aceh mendominasi jumlah kursi di daerah tersebut, dengan Demokrat dan Partai Aceh masing-masing memiliki 5 kursi, sementara PAN dan PPP masing-masing memiliki 3 kursi, sehingga total anggota dewan mencapai 30 orang.
Namun, perhatian tertuju pada pergeseran politik pada tahun 2019 dan 2024. PKB, yang sebelumnya hanya memiliki satu kursi pada 2019, naik menjadi dua kursi, sementara Gerindra juga mengalami kenaikan dari satu kursi menjadi dua. PDIP kehilangan satu kursi yang sebelumnya dimilikinya, begitu juga dengan Partai Golkar.
Nasdem bertambah dari dua jadi tiga kursi, PPP turun dua kursi tinggal satu kursi saja sedangkan PAN dari tiga kursi turun jadi dua kursi, partai Demokrat turun jadi empat, partal Aeh turun dari 5 jadi tiga kursi.
Bahkan yang menarik PDA naik Jadi dua kursi dan PNA jadi enam kursi dan PKPI ee turun jadi dua yang awalnya jadi empat kursi.
“Nah ini peta untuk mencermati dari hasil Pemilu kemarin,” ujarnya.
Aryos melihat pada peta kandidat Bupati berdasarkan monitoring media yang ditangkap ada Tengku Amran, Darmansyah, Hendriono ada Mirwan MS dan Edi Saputra.
kemunculan tokoh-tokoh yang berpotensi mewarnai berkontestasi pada Pilkada 2024 mendatang.
Dalam hal ini, diihat lagi dari nama-nama itu juga ada muncul beberapa nama seperti Deni Irmansah dan Irwandi yang menjadi tokoh-tokoh alternatif dari sebelumnya ada tokoh-tokoh lama.
“jadi mulai-mulai muncul tokoh-tokoh baru,” ujarnya.
Ia mengatakan bahwa dari hasil survei jaringan survei inisiatif yang dilakukan di tanggal 17 Januari sampai tanggal 27 Januari 2024 itu menunjukkan bahwa nilai pengaruh Mirwan berada di urutan nomor satu, yang kedua nilai pengaruhnya itu ada Henry Yono selanjutnya Darmansyah, Edi Saputra selanjutnya Teuku Amran.
Bahkan dari Pollingkita itu menempatkan Darmansyah sebagai urutan nomor satu.
Aryos mengatakan bahwa ada kriteria sosok bupati yang diinginkan oleh masyarakat Aceh Selatan yang layak untuk dapat menduduki posisi orang nomor di bumi Pala tersebut.
Sosok ini memang dengan kata kunci ingin melakukan perubahan dan pembaharuan, punya pengalaman birokrasi, dan dekat dengan masyarakat akar rumput artinya dia juga orang asli disana dan memiliki latar pendidikan yang jelas dan memiliki kedekatan dengan para ulama
“Seperti yang dijelaskan di mukadimah di awal pengantar awal,” ujarnya.
Lanjutnya, sosok itu juga memiliki jaringan kuat provinsi, nasional, dan internasional bahkan juga sudah jelas karya ataupun penghargaan-penghargaan yang sudah diraih yang bersangkutan.
“kriteria ini memang pas dan layak untuk bisa dipertimbangkan oleh siapa pun termasuk masyarakat di Aceh Selatan, tentunya menjadi satu Barometer untuk bisa meletakkan kepercayaan siapa yang akan didukung siapa yang akan diberikan suara untuk menjadi seorang Bupati di selatan pada periode 2024-2029,” ujarnya.
Aryos menyatakan bahwa pemahaman yang mendalam dan menyeluruh tentang Kabupaten Aceh Selatan harus dilakukan dengan mempertimbangkan berbagai sudut pandang dan perspektif, sehingga tidak terjebak dalam penilaian yang satu dimensi. Pendekatan ini akan memperkaya pemahaman kita dan menghasilkan penilaian yang lebih obyektif, mendalam, dan komprehensif.
“itu saja dari saya monolog saya untuk membahas tentang Pilkada di Aceh Selatan semua kesimpulan semua hal yang dapat ditangkap oleh sahabati ketika nonton channel ini saya serahkan Saya hanya memberikan gambaran informasi dari hasil presentasi saya tentang dinamika politik menjelang Pilkada di Aceh Selatan,” pungkasnya.
Reporter: Biyu