Nukilan.id – Tragedi kematian harimau Sumatera kembali menyelimuti Medan Zoo, Sumatera Utara, setelah Putri Nurhaliza, harimau betina berusia sembilan tahun, ditemukan mati pada tanggal 31 Desember 2023.
Kematian ini menyusul kejadian serupa sebelumnya, di mana harimau sumatra jantan bernama Erha dan harimau benggala Avatar juga ditemukan mati pada bulan November 2023 di kebun binatang yang sama.
Dilansir Betahita, Kepala Bidang Teknis Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Utara, Fifin Nopiansyah, membernakan kematian tersebut. “Benar,” katanya, pada Jum’at (5/1/2024).
Harimau sumatra sendiri telah masuk dalam daftar merah International Union for Conservation of Nature dengan status Critically Endangered atau terancam punah.
The Wildlife Whisperer of Sumatra (WWS), lembaga konservasi yang memantau situasi harimau sumatra di Medan Zoo, menyatakan bahwa kematian Putri Nurhaliza disebabkan oleh sakit kronis yang telah berlangsung lama.
WWS juga mencatat bahwa keempat harimau sumatra yang tersisa di kebun binatang tersebut mengalami kondisi serupa, dengan sulitnya harapan keselamatan dan kesehatan karena kurangnya perawatan medis yang memadai.
WWS menyalahkan pengelolaan yang tidak memadai di Medan Zoo, termasuk buruknya pakan dan nutrisi, ketidaktersediaan obat dan vitamin, serta ketiadaan air yang memadai.
“Tenaga medis, terutama dokter hewan, tidak tersedia secara memadai di kebun binatang tersebut. Dokter hewan di sana bahkan bekerja secara gratis atau pro bono, mengeluarkan uang pribadi untuk pengobatan satwa,” ujarnya.
Dalam menghadapi kondisi tersebut, WWS mendesak BKSDA Sumatra Utara untuk bersikap transparan mengenai penyebab kematian harimau sumatra dan menilai bahwa Medan Zoo telah gagal sebagai lembaga konservasi.
WWS menekankan perlunya tindakan serius dari pemerintah kota Medan untuk menangani kondisi yang mengkhawatirkan ini di kebun binatang tersebut. []