Prof Yusny Saby: Tidak Boleh Ada Pengkhianatan Terhadap MoU Helsinki

Share

Nukilan.id – Rektor UIN Ar-Raniry periode 2005-2009, Profesor Yusny Saby yang saat ini sebagai Ketua Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM), dalam diskusi publik “16 Tahun MoU Helsinki dan Kesejahteraan Rakyat” yang di selenggarakan Hurriah Foundation mengatakan bahwa modal kesejahteraan adalah perdamaian.

“Modal kesejahteraan adalah perdamaian. Dengan usia perdamaian 16 tahun ini. Seharusnya potensi kesejahteraan masyarakat Aceh makin tinggi. Karena semuanya dapat bergerak, kita sudah hidup dalam perdamaian,” ujar Profesor Yusny Saby, Rabu (11/8/2021) di Banda Aceh.

Inti dari perjanjian MoU Helsinki terdapat pada UU Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintah Aceh. Melalui UUPA lah seharusnya modal kesejahteraan rakyat Aceh.“

“Tidak boleh ada pengkhianatan terhadap perdamaian Aceh, MoU Helsinki. Pelayanan birokrasi di Pemerintah harus dikerjakan dengan ikhlas. Karena rakyat sudah sangat lelah dengan situasi yang tidak maju-maju ini,” lanjuntnya.

Menurutnya, para pemimpin di Aceh harus menjadi teladan dalam berbuat. Menjadi pemimpin harus kompak. Apalagi kalau ada orang tua-tua yang tidak bisa berdamai.

“Ini tidak bagus bagi perdamaian Aceh (MoU Helsinki),” pungkasnya.[]

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img

Read more

Local News