Nukilan.id – Sebuah pesan viral memperingatkan pengguna WhatsApp untuk memeriksa pengaturan privasi setelah pembaruan yang dilakukan aplikasi itu.
Kabarnya pembaruan itu mengubah setelan grup untuk menyertakan “semua orang” secara default, sehingga orang yang tak Anda dikenal bisa menambahkan Anda ke sebuah grup tanpa persetujuan Anda.
Baca juga: Aturan Privasi Baru WhatsApp Berlaku 15 Mei, Ini Dampaknya
“Orang tak dikenal ini mungkin termasuk pesan scam, rentenir, dan lainnya,” cuit akun Twitter @MobberleyNw, Selasa, (18/5/2021).
Untuk itu pengguna perlu segera mengubah setelan grup kembali. Akun @MobberleyNw juga memberikan tips untuk mengubahnya. “Buka WhatsApp, masuk ke menu Pengaturan, pilih Akun, lalu Privasi, kemudian ketuk Grup. “Ubah dari (Semua Orang) ke (Kontak Saya),” tulis akun itu.
Kabar tersebut juga beredar di media sosial Facebook yang isinya hampir sama dengan yang diunggah akun @MobberleyNw.
Tempo mengikuti langkah tersebut dan menemukan siapa yang dapat menambahkan pengguna ke grup yaitu “Semua Orang”. Tetapi sebelum terlalu khawatir, ini memang hampir pasti selalu terjadi. Karena ini adalah default, dan sejak WhatsApp mengenalkan pengaturan tersebut pada tahun 2019, mengumumkannya di blognya.
Baca juga: Berlaku Mei 2021, Ini Dampak Aturan Privasi Baru WhatsApp
Kenyataannya adalah, bahwa pembaruan pengaturan “berbahaya” ini kemungkinan besar telah ada di ponsel pengguna sejak 2019.
Forbes, 19 Mei, telah memeriksa WhatsApp di perangkat iPhone dan Android, keduanya dengan pembaruan terbaru, dan tidak ada perubahan paksa pada pengaturan ini.
Meskipun peringatan ini mungkin menyesatkan, pengguna harus mengubah pengaturan itu. Namun, belum ada laporan jika pengguna telah mengubahnya dan menemukan bahwa itu diubah kembali secara otomatis.
Baca juga: WhatsApp Longgarkan Tenggat Waktu Menerima Kebijakan Privasi Baru
Sementara WhatsApp mengonfirmasi bahwa peringatan viral itu memang sudah dua tahun lalu.
“Tidak ada perubahan pada pengaturan kami. Pada 2019 kami menambahkan kontrol baru untuk mereka yang ingin membatasi siapa yang dapat menambahkannya ke grup.” dilansir tempo.co, Kamis (20/5/2021).