Nukilan.id – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (DPR-RI F-PKS) asal Aceh M. Nasir Djamil, meminta pemuda dan mahasiswa tetap kritis melihat wacana Jabatan Presiden tiga periode. Kata Nasir, pemuda dan mahasiswa harus melihat jabatan presiden 3 periode tersebut atas kepentingan siapa? Apakah untuk Kepentingan Pengusaha atau Oligarki?.
āJadi memang problem untuk jabatan presiden tiga periode, apakah itu penting atau tidak?, atau memang ada kepentingan tertentu,ā Kata Muhammad Nasir Djamil pada acara 4 Pilar Kebangsaan MPR-RI yang digelar Jaringan Survei Inisiatif (JSI) di Aula Dinas Sosial Aceh, Banda Aceh, Kamis (29/4/2021).
Nasir menyampaikanĀ pandangan itu secara virtual didepan 25 mahasiswa, pemuda, dan akademisi di Banda Aceh
āPasal 7 UUD RI 1945, menyebutkan presiden dan wakil presiden memegang jabatan selama lima tahun, dan sesudahnya dapat dipilih kembali dalam jabatan yang sama, hanya untuk satu kali masa jabatan,ā kata Nasir.
Namun, lanjut Nasir, apakah pasal ini bisa dirubah? Bisa. Namun yang menjadi pertanyaannya,Ā jabatan presiden 3 periode ini untuk kepentingan siapa?Ā
āKepentingannya untuk siapa, apakah untuk kepentingan Pengusaha kah?, Kepentingan Oligarki atau murni kepentingan rakyat?,ā tanya Nasir Djamil.
Nasir juga secara terang-terangan menolak wacana itu dan menyampaikan pernyataan aliansi Mahasiswa di UGM yang menyebut apabila Presiden Jokowi Inkonsistensi. Seperti yang terjadi pada pembukaan kegiatan Ombudsman 8 Februari 2021 lalu, Jokowi menyebut silahkan mengkritik Pemerintah, namun yang terjadi yang mengkritik ditangkap.
āPolitisi di Indonesia ini kalau dibilang iya, artinya tidak, sebaliknya jika dibilang tidak, maka justru iya. Jika diam, maka 50:50,ā sindir Nasir.
Namun Nasir menyampaikan kendatipunĀ sejumlah politisi Nasional menolak wacana ini, namun tidak bisa dipungkiri di Indonesia pernah terjadi Soekarno adalah PresidenĀ seumur Hidup. Awalnya, wacana presiden seumur hidupĀ ditolak Soekarno, namun yang terjadi Soekarno tetap melanjutkan kepemimpinannya. Begitu juga Soeharto yang berkuasa 32 Tahun melalui pemilihan.Ā
āPengalaman seperti ini menjadi pedoman sejarah agar tidak terulang lagi. Presiden Jokowi, mengutarakan dirinya tidak berniat untuk menjabat 3 Periode. Tinggal kita lihat nanti apa ada perubahan kedepan,ā demikian Nasir Djamil.Ā
Selain Nasir Djamil turut menjadi pembicara Sosiolog Universitas Syaih Kuala (USK) Dr. Otto Syamsuddin Ishak,Ā Pakar Hukum Tata Negara dan Dekan Fakultas Hukum Universitas Syiah Kuala Dr. M. Gaussyah, SH.,MH, Dosen Fisip UIN AR-Raniry Aceh Muazzinah, B.sc.,MPA), (Ketua Konstitusi Demokrasi (KoDe) Veri Junaidi dan moderator Dosen FISIP Universitas Syiah KualaS addam Rassanjani, S.IP., M.Sc.Ā []
ji