Untuk Aceh, Pemerintah Kebut Dua Proyek Irigasi Seluas 21.570 Hektar

Share

Nukilan.id – Dua jaringan irigasi berstatus Proyek Strategis Nasional (PSN) di Provinsi Aceh tengah dikebut Kementerian PUPR, dan kini mulai masuk tahap penyelesaian.

Keduanya adalah jaringan irigasi Daerah Irigasi (DI) Lhok Guci di Kabupaten Aceh Barat dan di Jambo Aye Kanan turut di Kabupaten Aceh Utara dan Aceh Timur.

Kedua jaringan irigasi itu akan mengairi area persawahan seluas 21.570 hektar. Di Lhok Guci seluas 18.542 hektar dan DI Jambo Aye Kanan 3.028 hektar.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, Kementerian PUPR telah membangun banyak bendungan dan bendung di berbagai daerah.

Selanjutnya akan diikuti dengan pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi untuk menunjang produktivitas sentra-sentra pertanian.

“Dengan demikian bendungan yang dibangun dengan biaya besar dapat memberikan manfaat yang nyata dimana air akan mengalir sampai ke sawah-sawah milik petani,” katanya dikutip dari laman Kementerian PUPR, Jumat (01/10/2021).

Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera I Djaya Sukarno menuturkan, wilayah sungai di Provinsi Aceh dipisahkan oleh bukit barisan.

Sisi pantai barat curah hujannya tinggi mencapai 4.000 mm, sedangkan sisi pantai timur curah hujannya rendah mencapai 1.300 mm.

Adapun untuk dapat melayani daerah irigasi di sisi pantai timur secara optimal dibutuhkan bendungan. Saat ini sedang dibangun bendungan Keureuto di Aceh Timur dan bendungan Rukoh di Pidie.

“Sebaliknya di sisi pantai barat potensi air berlimpah sehingga tidak diperlukan bendungan, sebagaimana halnya dgn DI Lhok Guci di Aceh Barat,” ujar Djaya.

Menurut Djaya, untuk pembangunan DI Lhok Guci diawali dengan dibangunnya Bendung Lhok Guci pada 2004-2008 dan dilanjutkan pembangunan salurannya pada tahun 2008-2015.

“Kemudian dilanjutkan menjadi salah satu PSN dikerjakan tahap I nya pada 2015-2017. Setelah itu masuk tahap II 2018-2020, namun pada 2020 ada pandemi Covid-19 dan terkena refocusing anggaran, sehingga target penyelesaian mundur ke tahun 2023,” terangnya.

Pembangunan tahap II untuk saluran primer sepanjang 10 kilometer dan saluran sekunder sepanjang 812 meter. Dilaksanakan oleh PT. Hutama Karya-Jaya Konstruksi, KSO dengan nilai kontrak Rp 255,5 miliar.

Berdasarkan data hingga saat ini progres konstruksinya 83,46 persen.

Djaya menambahkan, pada 2020 saluran irigasi Lhok Guci di Kabupaten Aceh Barat, telah difungsikan secara bertahap mulai musim tanam Oktober 2020-Maret 2021 untuk mengairi sawah seluas 400 hektar.

Kemudian tahun-tahun berikutnya akan ditingkatkan lagi fungsionalnya sehingga nantinya petani di Kabupaten Aceh Barat bisa mendapatkan suplai air dengan baik untuk mendukung Gerakan Aceh Mandiri Pangan yang dicanangkan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Aceh.

Selanjutnya untuk pembangunan jaringan DI Jambo Aye Kanan telah dimulai sejak akhir 2016. Mencakup pekerjaan saluran primer sepanjang 10 kilometer dan saluran jaringan sekunder 32 kilometer.

Pekerjaannya dilakukan oleh kontraktor KSO PT Selaras Mandiri Sejahtera-PT Nakhla Sampurna dengan anggaran senilai Rp 225 miliar.

“Progresnya saat ini sudah sekitar 80,23 persen dengan target rampung pada tahun 2022,” tandasnya. [kompas.com]

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img

Read more

Local News