UMKM Aceh Ekspor Gelembung Ikan Buntal, Bernilai Tinggi di Pasar Global

Share

NUKILAN.id | Banda Aceh UMKM di Banda Aceh kini memasok gelembung dan kulit ikan buntal untuk pasar ekspor, yang memberikan nilai ekonomi tinggi bagi pelaku usaha mikro di Aceh. Permintaan dari berbagai negara ini membuat produk perikanan lokal semakin diperhitungkan.

Bahrul, salah satu pelaku UMKM pengolahan ikan buntal di Banda Aceh, menyampaikan bahwa gelembung dan kulit ikan buntal tersebut pertama kali dikirim ke Medan sebelum diekspor ke pasar internasional.

“Kami rutin memasok gelembung dan kulit ikan buntal ini ke Medan, Sumatera Utara, untuk selanjutnya dikirim ke berbagai negara,” ungkapnya pada Senin (4/11/2024).

Menurut Bahrul, gelembung ikan buntal memiliki berbagai manfaat, terutama untuk bahan kesehatan dan serat benang khusus, sementara kulit ikan buntal kaya akan nutrisi yang berguna bagi tubuh.

“Kulit ikan buntal ini banyak dicari karena beragam zat penting di dalamnya. Permintaannya cukup stabil,” ujarnya.

Bahrul telah menggeluti usaha ini sejak dua tahun lalu dan mengatakan pasokan gelembung dan kulit ikan buntal bergantung pada musim. Jika bahan baku melimpah, pihaknya bisa mengirim produk setiap pekan. Namun, jika kurang, pengiriman dilakukan sebulan sekali.

“Biasanya dalam sekali pengiriman, jumlah yang dikirimkan berkisar antara dua hingga lima kilogram. Harga di Medan berkisar Rp1 juta hingga Rp2 juta per kilogram, tergantung kondisi pasar,” kata Bahrul.

Gelembung ikan buntal yang diterima penampung di Medan harus memiliki berat lebih dari tiga gram untuk mendapatkan harga tinggi.

“Jika beratnya kurang dari tiga gram, harganya jauh lebih rendah, hanya separuh dari harga pasar,” ungkap Bahrul.

Pasokan ikan buntal ini didapat dari agen penampungan atau nelayan yang langsung mengantarkan ke tempat usaha Bahrul. Ikan buntal dihargai Rp9.000 hingga Rp12.000 per ekor, tergantung ukuran.

Bahrul menjelaskan bahwa proses pengolahan ikan buntal cukup rumit. Setelah diambil, ikan buntal melalui proses pengulitan, dan gelembung serta kulitnya dikeringkan.

“Gelembung ikan dijemur selama dua hari dalam cuaca cerah untuk menjaga kualitasnya,” katanya.

Sayangnya, daging ikan buntal tidak bisa dikonsumsi dan harus dibuang. Bahrul mengungkapkan bahwa produk yang telah dijemur bisa tahan lama jika dijaga kualitas penjemurannya.

Ekspor gelembung dan kulit ikan buntal ini tidak hanya memberikan pemasukan bagi UMKM lokal tetapi juga memperkenalkan potensi Aceh di pasar global. Bagi Bahrul dan pelaku UMKM lainnya, harapan terus tumbuh seiring meningkatnya permintaan dari pasar internasional, yang membuka peluang besar bagi perekonomian daerah.

Editor: Akil

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img

Read more

Local News