Nukilan.id – Ratusan pedagang menolak program pemindahan pasar Peunayong oleh Pemerintah Kota (Pemko) Banda Aceh ke Pasar Al Mahirah Lamdingnin.
Aksi penolakan tersebut berakhir ricuh. Ratusan pedagang baku hantam dengan Aparat Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol-PP) Banda Aceh. Kejadian ini terjadi pada pukul 00.28 dini hari di pasar Kartini, Peunayong, Banda Aceh, Senin (24/05/2021).
Hal itu disebabkan, Kejadian ricuh ini dimulai ketika anggota Satpol-PP membuat barisan tameng untuk mengamankan lokasi kejadian, pedagang yang berada dilokasi kejadian langsung menghadang petugas dan melempari tempat keranjang buah dan sayur ke arah petugas.
Diketahui, tidak ada korban yang terluka dalam kejadian tersebut. Semua pedagang yang berada dilokasi kejadian menyauarakan aspirasi. Para pedagang juga meminta Walikota Banda Aceh, Aminullah Usman untuk hadir dilokasi kejadian.
“Panggil walikota kita kemari, jangan hanya tidur dirumah.”
“Kami pedagang di sini menolak digusur.”
“Warkop dibiarkan, pasar digusur. Kami juga punya hak untuk ada disini.”
“Pergi kalian semua, ini tempat kami mencari nafkah.”
“Walikota datang kemari, dengar permintaan kami sekarang,” begitulah teriakan para pedagang di lokasi kejadian.
Diketahui juga, untuk program relokasi ini yang mendapat tempat di pasar Al Mahirah itu hanya untuk pedagang ikan, sedangkan untuk pedagang sayur dipasar Kartini Peunayong tidak mendapatkan tempat yang layak berjualan.
Para pedagang mengatakan, untuk lokasi berjualan itu lokasinya tidak strategis dan tidak layak untuk berjualan karena ukuran lapak berjualannya kecil untuk satu lapak. Sedangkan pedagang yang berada di pasar kartini itu jumlahnya sangat banyak.
Selain itu, mereka juga mengeluh bahwa, tidak mampu membayar lapak untuk berdagang di pasar Al Mahirah tersebut. Pasalnya mereka harus membayar administrasi sebesar Rp.4 juta rupiah untuk satu tempat berdagang.[]