Nukilan.id – Tim Ekspedisi Sungai Nusantara (ESN) berkolaborasi dengan Perkumpulan Telapak Aceh mendeteksi kualitas air Krueng Aceh yang mengandung tingginya kadar Phospat, Khlorin bebas dan Logam berat mangan.
“Kami akan menganalisa lebih detail terkait sumber-sumbernya, namun secara umum Khlorin bebas banyak digunakan sebagai insektisida, desinfektan sedangkan phospat selain campuran pupuk juga menjadi bahan dasar detergen atau sabun cuci sehingga bisa disebutkan sumber pencemarannya berasal dari limbah domestic,” kata Prigi Arisandi kepada Nukilan.id, Kamis (2/6/2022)
Temuan itu berdasar uji kualitas air di Krueng Aceh yang mengalir dari Aceh besar dan Bemuara di Banda Aceh. Tim ESN menguji 11 Parameter dengan acuan PP 22/2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan hidup.
“Dalam PP 22/2021 mengatur tentang baku mutu air sungai, sebagai sungai Nasional Krueng Aceh menjadi kewenangan Menteri PUPR, kami lebih lanjut peneliti Tim ESN ini menyebutkan bahwa diperlukan pengolahan limbah cair domestic komunal, sehingga sebelum masuk ke sungai, air limbah dari kamar mandi, dapur dan laundry tidak membebani air sungai, kondisi ini harus diprioritasan penangannya mengingat Krueng Aceh juga digunakan sebagai bahan baku air minum penduduk Banda Aceh,” kata Prigi Arisandi.
Tabel Hasil Pengukuran Kualitas air di Krueng Aceh 28-29 Mei 2022
(baku mutu/warna biru PP 22/2021)
Merah artinye Melebihi baku mutu alias terjadi pencemaran
St 3 Jembatan Lambaro Aceh Besar
St 2 Krueng Keumireu Desa Indrapuri
st 1 Lambeugak, kuta Cot Glie
st 4 Jembatan Beurawe/Hilir
Reporter: Ahmad