NUKILAN.id | Banda Aceh – Teman-teman yang lahir sebelum 2004 pasti ingat dengan tas ikonik ini, kan? Tas berwarna biru yang dibagikan oleh UNICEF setelah tsunami Aceh. Tas ini menjadi simbol harapan dan bantuan kemanusiaan yang sangat berkesan. Di dalamnya, terdapat berbagai perlengkapan penting untuk memenuhi kebutuhan dasar anak-anak dan keluarga yang kehilangan segalanya akibat bencana besar tersebut.
Dibagikan pada masa-masa awal pascabencana, tas biru ini membawa pesan bahwa dunia internasional peduli pada Aceh. Warna biru yang mencolok bukan hanya membuatnya mudah dikenali, tetapi juga menyampaikan simbol ketenangan, kepercayaan, dan harapan—hal yang sangat dibutuhkan di tengah suasana penuh kehilangan.
Apa Isi di Dalam Tas Biru?
Saat pertama kali didistribusikan, tas biru UNICEF berisi berbagai perlengkapan esensial untuk membantu anak-anak dan keluarga yang kehilangan segalanya. Dilansir dari Unicef, isinya disesuaikan dengan kebutuhan mendesak saat itu, seperti:
- Perlengkapan kebersihan: sabun, sikat gigi, pasta gigi, handuk kecil, popok bayi, hingga pembalut wanita.
- Pakaian: baju, celana, dan pakaian dalam untuk anak-anak maupun orang dewasa.
- Peralatan makan: mangkuk, sendok, dan gelas.
- Obat-obatan dasar: untuk luka ringan atau penyakit umum.
- Perlengkapan sekolah: buku tulis, pensil, penghapus, dan tas sekolah kecil.
Mengapa Biru?
UNICEF memilih warna biru bukan tanpa alasan. Biru adalah warna yang identik dengan ketenangan dan kepercayaan. Dalam konteks bencana, warna ini seolah memberikan rasa damai di tengah kekacauan. Selain itu, biru juga melambangkan air, elemen yang sangat vital, terutama bagi mereka yang terdampak bencana.
Tas biru ini pun menjadi pengingat akan pentingnya akses air bersih pascabencana. Dengan setiap tas yang diberikan, UNICEF juga menanamkan pesan penting tentang kebersihan dan kesehatan.
Lebih dari Bantuan Fisik
Tas biru UNICEF bukan hanya tentang isinya, tetapi juga tentang dampaknya. Di tengah suasana penuh trauma, tas biru ini memberikan harapan kepada para korban, bahwa mereka tidak sendiri. Dunia melihat mereka, dan dunia peduli. Tas ini juga menjadi alat edukasi penting bagi anak-anak tentang kebersihan pribadi di masa-masa sulit.
Program UNICEF di Aceh pascatsunami tidak berhenti di tas biru. Lembaga ini memainkan peran besar dalam pemulihan Aceh, seperti:
- Pendidikan: membangun kembali sekolah, menyediakan buku pelajaran, dan melatih guru.
- Kesehatan: memberikan imunisasi, pengobatan, serta dukungan kesehatan mental.
- Perlindungan anak: membantu anak-anak yang terpisah dari keluarganya untuk bertemu kembali.
Simbol Kemanusiaan yang Terus Hidup
Kini, dua dekade setelah tsunami, tas biru UNICEF masih menjadi bagian dari kenangan kolektif masyarakat Aceh. Tas ini juga disimpan sebagai artefak penting di Museum Tsunami Aceh di Banda Aceh, mengingatkan pengunjung akan solidaritas global yang pernah hadir. (XRQ)
Reporter: Akil Rahmatillah