Nukilan.id – Pada 30 Januari 1948, tepat hari ini 74 tahun yang lalu, pemimpin spritual dan politikus India, Mohandas Karamchand Gandhi atau dikenal Mahatma Gandhi tewas ditembak mati oleh Nathuram Vinayak Godse, aktivis nasionalis Hindu.
Peristiwa yang menyedot perhatian dunia pada kala itu terjadi ketika pemimpin yang paling dihormati di India itu usai menghadiri pertemuan doa di Delhi pada malam harinya.
Dilansir BBC, aksi penembakan itu dilatarbelakangi kebencian partai sayap kanan, Hindu Mahasabha terhadap Gandhi. Partai tersebut menganggap Gandhi telah berkhianat kepada pemeluk Hindu di India.
Hindu Mahasabha menilai Gandhi terlalu pro-Muslim dan bersikap terlalu baik terhadap Pakistan. Tidak hanya itu, Gandhi dinilai harus bertanggung jawab atas insiden pemisahan India dan Pakistan setelah merdeka dari Inggris pada 1947.
Diketahui, Nodse smerupakan anggota fanatik dari Hindu Mahasabha. Sebelum bergabung dengan partai tersebut, dia merupakan anggota dari Rashtriya Swayamsevak Sangh (RSS) atau Organisasi Sukarelawan Nasional.
RSS sendiri merupakan akar ideologis dari partai yang berkuasa di India saat ini yaitu Partai Bharatiya Janata (BJP).
RSS disebutkan sangat berpengaruh di era pemerintahan Perdana Menteri Narendra Modi. Bahkan RSS menganggap Godse sebagai pria dengan kasta paling rendah di India.
Penembak dihukum gantung
Usai kejadian, pembunuhan terhadap Gandhi yang dilakukan Godse terus diselidiki oleh kepolisian. Setahun kemudian, pengadilan menjatuhkan vonis mati kepada Godse.
Pada November 1949, Godse dieksekusi hukuman mati dengan cara digantung. Selain Godse, kaki tangannya yang bernama Narayan Apte juga dijatuhkan hukuman mati. Selain itu, ada enam orang lainnya juga dihukum penjara seumur hidup. [Indozone]