Saksikan Langsung Piala Dunia 2022, Edward: Qatar Tampilkan Islam Terlihat Indah dan Menyayangi

Share

Nukilan.id – World Cup, pesta yang dinanti umat dunia setiap empat tahunan menjadi pesta olahraga terbesar di dunia. Hiruk pikuk sepak bola dengan segala yang melekat padanya begitu riuh redam, gemuruh yang dialunkan menjadi magnet penarik warga bumi saat ini hanya fokus pada piala dunia 2022.

Edward M. Nur, salah satu masyarakat Aceh menceritakan pengalamannya saat berkunjung dan menyaksikan langsung pagelaran piala dunia tahun 2022 di Doha, Qatar pada Minggu (27/11/2022). Ia menyebutkan, Qatar menjadi negara kedua di Asia yang mendapat keberuntungan menggelar event megah ini. Negara kecil dengan penduduk hanya lebih kurang 2,3 juta jiwa namun percaya diri mampu menggelar gelaran akbar piala dunia.

“Delapan stadium megah mampu disiapkan, segala fasilitas bagi tamu dari seluruh pelosok dunia disiapkan, tranportasi, akomodasi dan teknis detail penyelenggaraan dapat dipenuhi dengan sangat baik. Semua warga qatar menjadi panitia menyukseskan piala dunia. Berjuta orang memasuki Qatar untuk piala dunia. Dan hikmah besar yang sangat disadari kerajaan qatar untuk mempromosikan Qatar, Arab dan Islam,” sebut Edward.

Menurutnya, Qatar sangat memahami inilah waktu dan kesempatan terbaik menunjukkan wajah Arab (Islam) pada dunia. Keramahan, tata kota yang modern dengan desain kekinian tanpa melupakan budaya dan sejarah masa lalu. Moda transportasi yang canggih, mencakup semua akses bersih dan gratis bagi pemegang hayya card (khusus yang beli tiket bola).

“Bahkan kualitas dan kebersihan fasiltas umum, toilet ber AC mungkin hanya kita temukan di Qatar,” katanya.

Kemudian, kata Edward, perilaku warga Qatar begitu ramah dan sopan, ketertiban serta menunjukkan kemakmuran yang beradab inilah kami bangsa arab, inilah kami Islam. Kampanye kalimah ilahi dan sunnah rasul muncul dalam berbagai bentuk, poster, seni, dan foto yang semuanya sangat elegan.

“Tidak ada wajah kiay, ulama besar dengan serban tinggi tapi ini cukup dengan kemunculan kalimah yang indah ditempat yang mudah terlihat, atau penggalan pernyataan orang biasa yang bernilai syiar dakwah keislaman,” terangnya.

Lebih lanjut, Masjid di Qatar menjadi tempat mengenalkan Islam lebih dalam bagi turis khususnya non muslim, seperti Masjid Imam Muhammad Bin Wahab melayani tamu muslim dan non muslim dengan sangat ramah. Sebelum naik ke masjid dijamu dengan kurma, kopi ahwa dan minuman mineral.

“Dan bagi non muslim disiapkan abaya dan baju jubah yang bersih dan berkualitas (sekali pakai) semua gratis. Kemudian buku buku tentang Islam disiapkan dalam bag yang menarik dicetak dalam tujuh bahasa dibagikan gratis,” ujar Edward.

“Tempat wudhu, kamar mandi setara hotel bintang lima (keun cilet2), terlepas banyak protes tentang aturan tidak boleh minuman keras, LGBT dan lainnya yang bagi komunitas dunia barat tidak lazim tapi syeh Qatar tetap berprinsip inilah kami dengan budaya dan aturan kami untuk kemaslahatan semua,” sambungnya.

Faktanya, kata Edward, sampai saat ini tidak ada kerusuhan fans karena mabuk dan ini menjadikan Qatar sebagai penyelenggara piala dunia dengan penonton yang tanpa rusuh namun tetap riuh.

Menurutnya, Qatar menampilkan Islam terlihat indah, menyayangi, mengagumkan menjadi contoh dakwah tanpa paksaan dan kekerasan, lemah lembut penuh kesopanan.

“Ini semua disampaikan dari pengalaman kami selama menyaksikan langsung piala dunia Qatar, dan kami meyakini akan banyak umat dunia berpandangan positif tentang Islam. Qatar meyakinkan dunia bahwa Islam rahmatan lil alamin,” pungkas Edward. []

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img

Read more

Local News