Nukilan.id – Kisah pilu satu keluarga di dusun Neubok Meuku Gampong Buket Linteung Kecamatan Langkahan Kabupaten Aceh Utara yang tinggal di gubuk berbilik bambu yang nyaris roboh.
Ahmad Ali (55) bersama Istrinya Aminah (40) dan Dua anaknya serta satu orang cucu telah beberapa tahun merasakan kondisi sulit begitu.
Ditempati sejak 2015, rumah yang hampir roboh dimakan usia, kerusakan sangat terlihat di atap yang kerap bocor jika hujan turun dan dinding bangunan yang rapuh juga menjadi kekhawatiran Ahmad Ali dan keluarga jika bangunan sewaktu-waktu ambruk.
Keterbatasan ekonomi, membuat Ahmad Ali hanya bisa pasrah. Penghasilan sebagai petani dan perkebun hanya cukup untuk makan sehari-hari. Kondisi ini diperparah saat kedua anaknya yang satu sempat putus sekolah akibat Biaya.
Usaha Ahmad Ali untuk mendapatkan tempat tinggal yang layak pernah memohon kepada pemerintah daerah Aceh Utara, rumahnya diusulkan untuk diperbaiki melalui program rehap dan atau bangunan rumah layak huni dari pemerintah kabupaten Aceh Utara, namun hingga kini permohonan tersebut belum terealisasi.
“Sementara itu Geuchik Gampong Buket Linteung Kecamatan Langkahan Kabupaten Aceh Utara, Mansur yang baru-baru ini Dilantik Saat diminta Tanggapan Oleh Media ini (24/7/21) terkait kondisi Rumah Ahmad Ali.” Ia (Geuchik Mansur) Mengatakan.
“Dengan Segala Keterbatasan Anggaran Desa, saat Pandemi Covid-19 seperti ini, mebuat dirinya kwalahan dalam menangani persoalan Pembangunan Rumah Duafa atau Rumah Layak huni untuk Masyarakat di Desanya.
“Karena Desa kami Luas dan Penduduknya Rame untuk BLT saja Mencapai 250 KK labih yang harus diberikan bantuan BLT, Sesuai intruksi dan Surat Edaran dari Pemerintah, Dalam Dua tahun ini di Desa Kami tidak bisa membuat Fisik Bangunan apapun dikarenakan Dana Desa Terpakai untuk Menangani Covid-19 dan Bantuan Langsung Tunai Desa (BLT-Desa). Dan Geuchik Mansur juga mengatakan, jika Ada Dana desa yang Bisa di sisihkan pada tahap terakhir Anggaran tahun ini, akan dianggarkan untuk memperbaiki Rumah Keluarga Ahmad Ali di Dusun Neubok Meuku tersebut. “Tutup Mansur,(*)