Monday, April 29, 2024

Prof. Yusni: Jika Eksekutif-Legislatif Harmonis, Rakyat Aceh Sejahtera

Nukilan.id  – Tokoh Aceh dan Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry, Prof. Dr. Yusni Sabi mengatakan, jika komunikasi antara Legislatif dan Eksekutif harmonis, maka akan terciptanya kesejahteraan bagi 5,5 juta masyarakat di Aceh, baik itu dari segi pendidikan, ekonomi dan kesehatan.

“Apabila komunikasi antara Legialatif dan Eksekutif tidak bagus, berarti masyarakat Aceh juga tidak bisa diurus dengan baik,” ungkap Prof. Dr. Yusni Sabi dalam diskusi Refleksi Kinerja Pembangunan Ekonomi Masyarakat di Aceh Tanun 2021 di Elpe Kupi, Banda Aceh, Jum’at (17/12/2021).

Oleh karena itu, Prof. Yusni berharap kepada Legislatif dan Eksekutif untuk terus menjaga komukasi yang harmonis untuk memikirkan nasib seluruh masyarakat Aceh.

“Dan ini juga menjadi peran kita semua untuk tidak membiarkan terjadinya komunikasi yang tidak baik antara kedua belah pihak. Ketika mereka asik berlaga sendiri, maka ini menjadi berbahaya karena pada dasarnya, seolah-olah ada rasa pembiaraan kepada amanat yang seharusnya mereka berpikir untuk kemaslahatan bersama. Dan seberapa pun ada dana dan regulasi yang baik, kalau perhatian pemerintah bukan untuk masyarakat jangan harap ada kesejahteraan,” tegasnya.

“Dalam filosofi mengatakan tidak ada negeri yang miskin dan bodoh yang ada hanya negeri salah urus,” tambah Prof. Yusni.

Padahal, kata dia, pakar-pakar dan para ahli begitu banyak di Aceh dan tidak kurang sedikitpun, namun disini adanya ketidak ikhlasan eksekutor dan legislator yang masih dipertanyakan kepentinganya itu hanya buat diri sendiri, keluarga, kelompok atau masyarakat.

“Seperti masalah vaksinasi di Aceh, kenapa begitu rendah, sehingga presiden mengutus orang-orang khusus untuk melihat Aceh. Ini semua dikarenakan oleh prilaku komunikasi yang tidak harmonis, sehingga membuat masyarakat tidak percaya. Dan ketika para pejabat sudah tidak dipercaya, maka muncullah gosip-gosip bahwa vaksin tidak berguna, berbahaya, bahkan ada yang berani mengeluarkan fatwa haram,” ungkap Prof. Yusni.

Menurutnya, problem pertama ketika adanya ettitude (sikap) penguasa, kemudian tidak lagi memperhatikan masyarakat, maka akan menimbulkan ketidak percayaan, dan dampaknya besar sekali, sehingga masyarakat akan mempercaya kabar-kabar bohong (Hoax) yang berkembang di masyarakat.

“Oleh karena itu, tugas kita bukan hanya 5 tahun sekali untuk mencoblos, tapi tugas kita adalah mengawal selama 5 tahun itu,” tutur Prof Yusni.

Dia menjelaskan, dalam hadis nabi dikatanya “Jihat yang paling utama adalah mengoreksi, memperbaiki prilaku perkataan pemimpi yang salah”.

“Maka tugas kita memberi tahu dengan cara yang sopan, karena mengatakan yang benar itu adalah bagian dari jihat. Mari sama-sama kita bangun nanggroe Aceh ini untuk kemaslahatan,” pungkas Prof. Yusni

Reporter: Hadiansyah

spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Must Read

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Related News

- Advertisement -spot_img