Nukilan.id – Rapat Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana Tahun 2021 diselenggarakan pada Rabu (3/3) kemarin. Rapat ini disiarkan lewat channel YouTube Sekretariat Presiden.
Dalam rapat ini, Presiden Jokowi menyampaikan sejumlah arahan untuk efektivitas penanggulangan bencana di Indonesia.
Jokowi meminta seluruh jajarannya tak hanya sibuk membuat aturan terkait penanganan bencana.
“Saya ingin menegaskan beberapa hal, pertama, jangan kita disibukkan, jangan sibuk membuat aturan, tapi yang utama adalah pelaksanaan di lapangan. Karena itu yang dilihat oleh masyarakat, dilihat oleh rakyat. Yang utama adalah aspek pengendaliannya dan penegakan standar-standar di lapangan. Misalnya, ini urusan berkaitan dengan gempa, standar bangunan tahan gempa, fasilitas umum dan fasilitas sosial,” kata Jokowi dalam tayangan tersebut.
Presiden Jokowi juga memerintahkan agar pelaksanaan penanganan bencana di lapangan selalu dikawal dan secara berkala diaudit.
“Hal seperti ini harus dikawal dalam pelaksanaannya. Harus diikuti dengan audit ketahanan bangunan agar betul-betul sesuai standar. Sehingga kalau terjadi lagi bencana di lokasi itu, di daerah itu, di provinsi itu, korban yang ada bisa diminimalisir dan segera melakukan koreksi dan penguatan apabila tidak sesuai dengan standar-standar yang ada. Dicek dikoreksi lagi,” perintah Jokowi dia.
Kemudian, Jokowi menyampaikan arahan bahwa kebijakan untuk mengurangi risiko bencana harus benar-benar terintegrasi. Semua instansi mesti berpadu, tidak boleh ada ego sektoral dalam penanganan bencana.
“Apa yang dilakukan di hulu, apa yang dilakukan di tengah, apa yang dilakukan di hilir betul-betul dilihat betul. Tidak ada tidak boleh ada ego sektoral, tidak boleh ada ego daerah. semuanya terintegrasi, benar-benar terintegrasi. Semuanya saling mengisi, semuanya saling menutup. Tidak boleh ada yang merasa kalau ini bukan tugasnya, bukan tugas saya, bukan urusan saya. Hati-hati ini bencana. Berbeda dengan hal-hal yang normal,” tegas Jokowi.
Selanjutnya Jokowi meminta adanya manajemen tanggap darurat. Rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana, lanjutnya, harus dilakukan dengan cepat. Selain itu, Jokowi meminta sistem peringatan dini harus selalu berfungsi dengan baik.
“Ini penting sekali pascabencana. Harus terus diperbaiki. Karena kecepatan itu yang dilihat oleh rakyat, kecepatan yang dilihat oleh masyarakat mengenai rehabilitasi dan rekonstruksi. Jangan sudah lebih dari satu tahun belum nongol apa yang sudah kita sampaikan, apa yang sudah kita janjikan,” katanya.
“Sistem peringatan dini harus berfungsi dengan baik, dicek terus. Bekerja dengan cepat dan bisa bekerja dengan akurat. Dan kecepatan respons yang harus terus ditingkatkan. Semua rencana kontingensi dan rencana operasi saat tanggap darurat harus dapat diimplementasikan dengan cepat dan sekali lagi kecepatan adalah kunci menyelamatkan dan mengurangi jatuhnya korban. Sekali lagi kecepatan adalah kunci menyelamatkan dan mengurangi jatuhnya korban. Sangat penting sekali,” tambah Jokowi.
Terakhir, Jokowi meminta agar edukasi dan literasi tentang kebencanaan terus diberikan ke masyarakat. Edukasi dan literasi itu, kata dia, dimulai dari lingkup sosial yang paling kecil, yaitu keluarga.
“Melakukan simulasi bencana secara rutin di daerah rawan bencana, sehingga warga semakin siap menghadapi bencana yang ada,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Jokowi juga mengapresiasi kinerja Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Sebab, selama ini mereka telah bekerja menyelesaikan krisis yang melanda Indonesia.
“Dan pada kesempatan yang baik ini, saya ingin menyampaikan terima kasih dan apresiasi, penghargaan yang setinggi-tingginya kepada seluruh jajaran BNPB yang telah mendedikasikan seluruh waktunya bekerja ikut bekerja dalam menangani dan menyelesaikan krisis sekarang ini. Dan pengalaman ini harus kita jadikan sebagai momentum untuk memperkokoh ketangguhan kita dalam menghadapi segala bentuk bencana,” kata Jokowi.
Jokowi mengatakan, selama setahun ini, Indonesia telah diterpa bencana alam dan non-alam berupa pandemi Covid-19. Dia meminta segenap bangsa bekerja sama dan inovatif dalam menangani pandemi Covid-19.
“Dan dalam menghadapi bencana kemanusiaan yang tidak pernah ada pembandingnya dalam sejarah, sisi kesehatan, sisi ekonomi, harus diselesaikan dalam waktu yang bersamaan. Bukan hanya skala daerah, bukan hanya skala nasional, tetapi juga skala global. Lebih dari 215 negara mengalami hal yang sama. Yang mengharuskan kita bekerja cepat, Harus inovatif dan juga berkolaborasi dengan semua pihak. Dengan negara lain, dengan lembaga-lembaga internasional,” Jokowi menjelaskan.