Nukilan.id – Pelaksana Tugas Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Aceh, Marthunis ST DEA mengatakan, investor di Aceh secara umum lebih memilih tenaga kerja asal luar daerah karena dianggap lebih menguntungkan dibanding tenaga kerja lokal yang kurang produktif.
“Dalam hal ini, Saya kira tenaga kerja Aceh perlu memperbaiki diri, agar iklim investasi bisa lebih baik.” kata Marthunis selepas melakukan Release Realisasi Investasi Aceh Triwulan IV Tahun 2020 di Ruang Rapat Utama DPMPTSP Aceh, Peunayong, Banda Aceh, Kamis (25/2/2021).
Menurut Marthunis, selama ini, serapan tenaga kerja di Aceh paling banyak banyak dikonsumsi oleh Perusahaan Listrik Tenaga Uap (PLTU), kebutuhan mereka adalah tenaga kerja berkompetensi khusus, namun masyarakat kalangan bawah di Aceh belum mampu.
Untuk itu–katanya–Investasi di Aceh itu perlu diarahkan ke industri hilirisasi, supaya pengurangan kemiskinan di Aceh itu lebih terasa.
“Kedepan kebijakan kita harus lebih menyasar pada industri pengolahan, tapi syaratnya kita harus buat punya jaminan keamanan dan aturan yang efesien,” ujar Marthunis
Katanya lagi, industri pengolahan itu banyak tantangannya, harus konsen dan efesien. Jadi perlu efektifitas tenaga kerja, apakah ada ilegal teks, pungli ataupun pajak nanggroe dan juga regulasi lainnya.
“Industri pengolahan berbeda dengan kontruksi dan pertambangan, karena margin mereka sangat besar. jadi kalaupun ada hal yang tidak efektif, mereka lebih bisa mengatasinya,” ujarnya.
Reporter: Akhi Wanda