NUKILAN.id | Banda Aceh — Penjabat (Pj) Gubernur Aceh Dr. H. Safrizal ZA, M.Si., menegaskan pentingnya Aceh sebagai satu-satunya provinsi di Indonesia yang menerapkan Syariat Islam untuk menjadi teladan dalam mempraktikkan karakter Islam yang sejati. Hal tersebut ia sampaikan dalam sambutannya pada Malam Apresiasi Kementerian Agama di Anjong Mon Mata, Komplek Meuligoe Gubernur Aceh, Sabtu (4/1/2025), sebagai bagian dari rangkaian peringatan Hari Amal Bakti Kementerian Agama.
“Sebagai daerah yang menerapkan Syariat Islam, masyarakat Aceh harus mampu mencerminkan karakter yang jujur, terbuka, dan amanah. Aceh seharusnya menjadi laboratorium Syariat Islam yang dapat menginspirasi daerah lainnya,” ujar Safrizal di hadapan para tamu yang terdiri atas bupati, wali kota, kepala satuan kerja perangkat Aceh (SKPA), serta pimpinan kantor Kementerian Agama kabupaten dan kota se-Aceh.
Safrizal menekankan bahwa Islam yang ideal adalah Islam yang Rahmatan lil ‘Alamin — Islam yang membawa rahmat bagi seluruh alam.
“Islam yang Rahmatan lil ‘Alamin selalu mengedepankan toleransi, menghormati perbedaan, dan menjaga kerukunan antarumat beragama. Nilai-nilai ini adalah esensi dari ajaran Rasulullah yang harus terus kita hidupkan dalam kehidupan bermasyarakat,” tuturnya.
Menurut Safrizal, sebuah pertanyaan besar yang perlu dijawab bersama adalah: apakah Aceh, yang menjalankan Syariat Islam, lebih Islami dibandingkan daerah lain yang tidak menerapkannya? Hal ini, katanya, memerlukan refleksi mendalam dan upaya kolektif untuk memastikan bahwa praktik keislaman di Aceh benar-benar mencerminkan nilai-nilai luhur tersebut.
Pada Malam Anugerah Kementerian Agama, penghargaan diberikan kepada sejumlah tokoh dan lembaga yang berkontribusi dalam pembangunan keagamaan di Aceh. Tema yang diusung tahun ini, Umat Rukun Menuju Indonesia Emas, sejalan dengan visi menjaga harmoni sosial di tengah keragaman.
“Kerukunan tidak bisa dibiarkan berjalan tanpa usaha. Kita harus berupaya dan bekerja sama untuk menjaga persaudaraan. Jangan menunggu sampai konflik pecah baru kita bertindak. Gotong royong dan tepo sliro adalah kunci dalam mewujudkan perdamaian yang berkelanjutan,” tegas Safrizal.
Di akhir acara, Safrizal bersama Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Aceh, Azhari, menyerahkan santunan kepada anak yatim sebagai simbol kepedulian dan penguatan solidaritas sosial.
Malam Apresiasi tersebut menjadi momentum penting dalam memperkuat komitmen kolektif untuk mewujudkan nilai-nilai Syariat Islam yang inklusif, damai, dan penuh toleransi di Bumi Serambi Mekah.
Editor: Akil