Nukilan.id – Ketua Peusaba Aceh Mawardi Usman menyampaikan ketegasan menolak pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) di Gampong Pande, Banda Aceh.
“Pemerintah Kota Banda Aceh dan Pejabatnya sepertinya tidak pernah berziarah ke Makam Para Raja dan Ulama era Kesultanan Aceh Darussalam (1205-1945). Makanya mereka tidak mengenal nisan Batu Aceh dan bentuk Batu Nisan Aceh,” kata Mawardi Usman lewat rilis yang dikirim Minggu (7/3/2021).
Menurutnya, Walikota Banda Aceh Aminullah Usman telah mengeluarkan statemen yang salah didalam suratnya ke Kementerian PUPR dalam rangka melanjutkan proyek pembuangan tinja di makam Ulama dan Raja, dengan mengatakan makam Raja dan Ulama adalah makam masyarakat umum.
Untuk itu, Mawardi Usman meminta Walikota agar berziarah ke Kawasan Bapperis disamping Meuligoe Gubernur Aceh, yang dulu dikenal sebagai Kuta Dalam atau Istana Darud Donya, agar dapat membandingkan makam-makam Raja dan Ulama era Kesultanan Aceh Darussalam.
“Jika Pemerintah Kota Banda Aceh dan Pejabatnya pernah berziarah dan berdoa di makam Raja dan Ulama Kesultanan Aceh Darussalam, walaupun sekali, pasti tidak akan menghancurkan makam Raja dan Ulama era Kesultanan Aceh Darussalam,” ujarnya.
Ketua Peusaba Aceh juga mengingatkan apabila Kawasan Gampong Pande penuh sejarah, layak dijadikan kawasan sejarah bukti peradaban Islam Aceh. [rilis]