Perkuat Ketahanan Pangan, Ini Program Prioritas Distanbun Aceh

Share

Nukilan.id – Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Aceh saat ini terus berupaya untuk memperkuat ketahanan pangan di Aceh dengan mengembangkan tiga program prioritasnya, yaitu pada komoditi tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan.

Hal itu disampaikan Sekretaris Distanbun Aceh, Azanuddin Kurnia, S.P, M.P  kepada Nukilan.id di ruang kerjanya, Selasa (28/9/2021)

Ia menjelaskan bahwa, komoditi tanaman pangan difokuskan pada tanaman padi dan jagung.

“Namun kalau untuk tanaman padi, kita ada beberapa pengembangan dengan menggunakan IP-300 dan mengoptimalkan lahan di beberapa wilayah, sehingga intervensi kegiatan kita itu bisa melakukan panen padi sampai 3 kali dalam setahun. Itu kita lakukan untuk ketahanan pangan,” kata Azanuddin.

Selanjutnya, dalam program IP-300 ini, hal yang paling besar pada pengolahan lahannya, makanya untuk pengolahan itu sangat dibutuhkan bantuan-bantuan dari Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Mekanika Tanah (Mektan).

“Tapi kegiatan tersebut sudah menunjukkan progres yang bagus, kita mengharapkan minimal kita bisa mempertahankan sebagai penghasil gabah, karena di tahun 2019 kemaren kita menjadi 8 terbesar se-Indonesia yang juga mendapatkan penghargaan pin emas dari Menteri Pertanian,” ujarnya.

Sedangkan tanaman jagung, kata dia, kita juga melaksanakan intervensi dalam kegiatannya di beberapa Kabuapten/kota untuk mendukung ketahan pangan.

Selain itu, untuk komoditu hortikultura difokuskan pada tanaman cabe dan bawang, karena dengan adanya tanaman cabe dan bawang ini mampu menekan inflasi, dan ini merupakan inflasi terbesar di sektor pertanian.

“Hari ini cabe kita sudah surplus dari kebutuhan kita, hanya saja pada tanaman bawang kita masih lemah, makanya hari ini bawang masih kita ambil dari luar daerah. Karena itu, saat ini kita sedang menyiapkan benih-benih yang ada dari penangkal local, dan bisa dimanfaatkan dan diberdayakan. Kemudian ada intervensi buah-buahan seperti, durian, pokat dan lain-lainnya,” terang Azanuddin.

Sementara itu, Azanuddin menyampaikan, untuk komoditi perkebunan, pihaknya masih melakukan intervensi pada komoditi unggulan, seperti tanaman kopi.

“Ini kita lakukan supaya bisa distrubusi bibit, dan juga melakukan gerakan masal pemangkasan, karena salah satu pemeliharaan yang baik itu adalah pemangkasan yang teratur dan berkala. Jadi kalau tidak ada pemangkasan akan rimbun dan menyebabkan jamur dibawah tanamannya,” jelas Azanuddin.

Lebih lanjut, untuk tanaman kopi jenis arabika masih umum intervensinya itu di Kabupaten Aceh Tengah, Bener Meriah, dan Gayo Lues, sedangkan untuk tanaman kopi jenis robusta itu di Kabupaten Pidie dan Aceh Jaya.

“Kemudian untuk kakao ada di Kabupaten Pidie, Pidie Jaya, Aceh Utara dan Aceh Tenggara. Sedangkan animo masyarakat sudah 3 tahun tentang pinang betara dan minat masyarakat terhadap tanaman ini cukup tinggi sudah banyak didistribusikan,” ungkap Azanuddin.

Terakhir, Sekretaris Distanbun Aceh ini mengimbau kepada Distanbun di Kabupaten/Kota sebagai pemilik wilayah harus melakukan pengawasan dan pengawalan pada setiap kegiatannya.

Reporter: Hadiansyah

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img

Read more

Local News