Perhitungan Hari Kerja Tak Adil, Honor LO PON XXI Aceh-Sumut Dipersoalkan

Share

NUKILAN.id | Banda Aceh – Persiapan pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumut yang seharusnya menjadi ajang kebanggaan nasional, kini diwarnai dengan keluhan dari sejumlah Liaison Officer (LO) terkait ketidakadilan dalam perhitungan hari kerja dan pencairan honor.

Salah satu LO dari cabang olahraga Soft Tenis, Arjuna, mengungkapkan kekecewaannya atas perbedaan perlakuan dalam menghitung hari kerja dan honor yang diterima. Menurutnya, LO cabor hanya dihitung bekerja selama 12 hari, berbeda dengan LO VIP yang mendapatkan 15 hari, serta LO administrasi yang dihitung selama 17 hari.

“Kami sudah terlibat dalam persiapan jauh sebelum kedatangan atlet, termasuk rapat-rapat dan pengecekan lapangan. Tapi yang dihitung hanya 12 hari kerja, dari kedatangan kontingen pada 8 hingga 19 September 2024,” kata Arjuna, Kamis (26/9/2024).

Arjuna menjelaskan bahwa dirinya dan rekan-rekan LO cabor Soft Tenis sudah bekerja sejak akhir Agustus 2024. Mereka bahkan sudah melakukan komunikasi dengan manajer kontingen dari berbagai provinsi, serta mempersiapkan segala kebutuhan sebelum kedatangan atlet.

“Kami sudah aktif sejak akhir Agustus, bahkan sejak 30 Agustus 2024 kami sudah 20 kali melakukan absensi online untuk koordinasi kedatangan atlet. Namun, kerja keras kami itu tidak dihitung dalam hari kerja,” ungkapnya.

Arjuna mempertanyakan kebijakan dari PB PON Bidang SDM yang dinilai tidak konsisten dalam menghitung jam kerja para LO. Ia menduga ada kesalahan teknis atau masalah lain yang membuat para LO tidak mendapatkan haknya secara adil.

“Kami berharap tidak ada unsur kesengajaan. Jika memang ada kesalahan, kami berharap segera diperbaiki, karena PON XXI ini seharusnya sudah siap berjalan tanpa masalah seperti ini,” tambahnya.

Selain perbedaan perhitungan hari kerja, Arjuna juga mempersoalkan honor yang diterima. Menurutnya, ada ketidakjelasan terkait jumlah honor yang dibayarkan. Dari informasi yang diterima sebelumnya, setiap LO, VO, dan WF dijanjikan honor Rp250 ribu per hari. Namun, hingga saat ini, ia hanya menerima Rp940.500.

“Sampai sekarang, saya baru terima Rp940.500. Padahal ada LO yang sudah dibayar hingga dua sampai tiga juta rupiah. Ini tidak masuk akal,” keluhnya.

Arjuna berharap pihak PB PON segera memberikan penjelasan dan solusi terkait perbedaan perhitungan honor tersebut. Ia merasa bahwa para LO, yang sudah bekerja tanpa pamrih untuk kesuksesan PON, layak mendapatkan hak mereka dengan adil.

“Kami hanya meminta hak kami. Tidak lebih. Kami juga ingin tahu kenapa ada perbedaan honor yang begitu mencolok di antara para LO,” tegasnya.

Kasus ini menimbulkan tanda tanya mengenai transparansi dalam pengelolaan SDM dan honor di ajang sebesar PON XXI. Arjuna dan rekan-rekannya berharap PB PON memberikan perhatian serius agar masalah ini tidak semakin merusak citra PON, yang seharusnya menjadi ajang persatuan dan kebanggaan bangsa.

“Kami berharap pihak terkait mendengarkan suara kami dan menyelesaikan masalah ini secepatnya. Jangan sampai ketidakadilan seperti ini merusak semangat PON yang seharusnya menginspirasi banyak pihak,” pungkas Arjuna.

Editor: Akil

Read more

Local News