Nukilan.id – Yarmen Dinamika dari Serambi Indonesia mengatakan, pentingnya dukungan media massa untuk keadilan gender dan pemenuhan hak asasi perempuan dalam perdamaian dan pembangunan Aceh.
Flower Aceh dengan Nonviolent Peace force dengan dukungan Kedutaan Besar Belanda sukses laksanakan mini workshop “Sensitivitas Gender, Kepemimpinan Perempuan dan Perdamaian untuk jaringan media dan Jurnalis di Aceh Tahun 2024”.
Yarmen menyampaikan, keadilan gender adalah suatu proses dan perlakuan adil terhadap perempuan dan laki-laki. Perempuan memikul tiga kali lipat beban daripada laki-laki, mulai matahari terbit sampai matahari tenggelam.
Perlu diketahui, berbeda antara keadilan gender dan kesetaraan gender. Keadilan gender ditunjukkan dengan terciptanya perlakuan yang adil, baik terhadap perempuan maupun laki-laki.
Akan tetapi, kesetaraan gender ditunjukkan dengan kesamaan kondisi, baik terhadap perempuan maupun laki-laki, untuk memperoleh kesempatan dan hak- haknya sebagai manusia untuk berperan dan berpartisipasi.
Ia juga menyebutkan, dalam pandangan Islam tentang keadilan gender, yakni Islam memandang adanya keadilan antara laki-laki dan perempuan, bukan kesetaraan. Konsep kesetaraan bertolak belakang dengan prinsip keadilan.
Hal tersebut disebabkan adil adalah menempatkan sesuatu pada tempatnya dan memberikan hak kepada yang berhak menerimanya. Namun, kesetaraan gender merujuk pada suatu keadaan antara laki-laki dan perempuan dalam pemenuhan hak dan kewajibannya.
Lanjutnya, ada tiga isu utama yang perlu dikaji, yakni keadilan gender, pemenuhan hak asasi perempuan dalam perdamaian Aceh, dan pemenuhan hak asasi perempuan dalam pembangunan Aceh.
Tidak jauh-jauh dapat dilihat dan diamati, kaum perempuan juga jarang dilibatkan. Hal yang dimaksud diantaranya, pertama masih belum terpenuhinya keterwakilan 30 persen perempuan sebagai peserta pemilu sebagaimana amanat UU Nomor 7 Tahun 2017.
“Semula qouta untuk perempuan 20%, sekarang naik menjadi 30%, harusnya ketidawakilkan kaum perempuan partai itu ya ditolak,” ucapnya dalam diskusi tersebut yang juga diikuti oleh tim Nukilan.id, Sabtu (10/2/2024) di Soba Cafe Taman Sari Banda Aceh.
Tambahnya lagi, calon DPD RI dari Aceh 2024 ada 29 orang, hanya 3 perempuan, caleg DPRA 1.380 orang, 486 orang diantaranya perempuan, anggota PWI Aceh (anggota muda dan madya) 475 orang, sedangkan perempuan hanya 30 orang. Kemudian, anggota AJI Aceh 70 orang, 20 orang diantaranya perempuan.
“Abad terakhir baru heboh kesetaraan gender, kita Aceh sudah abad 5 silam, makanya kita perlu berterima kasih pada pengusung konsep utama tentang perempuan,” pungkasnya. [Auliana Rizky]