NUKILAN.id | Jantho – Musim Tanam Rendeng tahun 2024 di Kabupaten Aceh Besar telah dimulai, dengan Kecamatan Simpang Tiga menjadi salah satu lokasi pertama yang melaksanakan tanam perdana. Pada Sabtu (2/11/2024), di hamparan sawah Blang Pinto Paya, Desa Batee Linteung, para petani terlihat semangat menanam padi bersama para Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) dari Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Simpang Tiga, Dinas Pertanian Aceh Besar.
Marlina, salah satu PPL di wilayah itu, turun langsung ke sawah mendampingi para petani binaannya. Memiliki tiga desa binaan di Kecamatan Simpang Tiga, yaitu Desa Batee Lintueng, Nya, dan Krueng Mak, Marlina menyampaikan pentingnya pendampingan lapangan, terutama di masa tanam seperti ini.
“Di lapangan saat ini kegiatan sangat padat karena jadwal tanam sudah dimulai. Kami sangat berterima kasih kepada Dinas Pertanian Aceh Besar, yang mendukung penuh kami melalui Bimbingan Teknis Penyuluhan,” ujar Marlina.
Pada kegiatan bimbingan teknis, para penyuluh dan petani dibekali dengan dua materi penting, yaitu Perangkat Uji Tanah Sawah (PUTS) dan pengelolaan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT). Perangkat PUTS digunakan untuk mengukur kandungan pupuk Nitrogen (N), Phosphor (P), Kalium (K), serta tingkat keasaman (pH) tanah.
“Dengan menggunakan alat PUTS, kami bisa merekomendasikan takaran pupuk yang tepat untuk setiap musim tanam. Misalnya, di Desa Batee Lintueng, kami perlu berhati-hati dengan pemakaian pupuk Urea karena tanah di sini memiliki tingkat keasaman tinggi,” jelas Khaidir, Koordinator BPP Simpang Tiga.
Pihak BPP juga memberikan rekomendasi penggunaan kapur dolomit untuk sawah-sawah dengan tingkat keasaman tinggi, seperti di Blang Pinto Paya, untuk menetralkan pH tanah. Selain itu, mereka menganjurkan penggunaan abu sisa pembakaran di persemaian sebagai langkah pencegahan hama secara alami.
“Pemakaian pupuk organik Magnesium Indapuri sejak pengolahan tanah hingga masa tanam juga disarankan untuk meningkatkan kesuburan tanah dan daya tahan tanaman padi terhadap hama,” tambah Khaidir.
Pendekatan pertanian berkelanjutan juga diterapkan, dengan pemantauan rutin oleh penyuluh. Mereka merekomendasikan pestisida kimia hanya jika serangan hama telah melampaui ambang batas yang mengancam hasil panen.
“Ini semua kami lakukan agar penggunaan pestisida tetap terkontrol dan tidak merusak ekosistem pertanian kita,” tutupnya.
Kegiatan tanam perdana ini bukan hanya menjadi momentum bagi para petani, namun juga sebagai wujud dukungan nyata dari para penyuluh dalam mewujudkan pertanian yang lebih efisien, produktif, dan ramah lingkungan di Aceh Besar.
Editor: Akil