Monday, April 29, 2024

Penyebab Rambut Rontok setelah Sembuh Covid-19

Nukilan.id – Sejumlah orang yang telah sembuh dari Covid-19 membebekarkan kondisi mereka yang mengalami kerontokan rambut yang parah.

Kondisi ini tergolong langka karena mereka tidak pernah mengalami rambut rontok sebelum terinfeksi virus.

Salah satu yang heboh adalah kasus aktris Hollywood, Alyssa Milano, yang mengunggah video kondisi kulit kepalanya di media sosial usai dinyatakan sembuh. 

Orang-orang tak menyangka efek tersebut bisa terjadi pada penyintas Covid-19, pasalnya yang selama ini diketahui virus tersebut cuma menyerang saluran pernapasan. 

Apabila ada efek lanjutan yang paling utama terdampak mestinya organ paru-paru. Jadi, ketika efeknya malah terjadi pada rambut, hal ini tentu menimbulkan banyak pertanyaan. 

Meski tampak aneh, rambut rontok setelah sembuh dari COVID-19 rupanya memang benar-benar nyata. 

Hal ini dibuktikan oleh sebuah survei ilmiah yang dilakukan oleh Natalie Lambert, Ph.D. dari University School of Medicine and Survivor Corps, Amerika Serikat.

Menurut laporan tersebut, seperempat dari penyintas COVID-19 yang menjadi partisipan survei ternyata memang mengalami kerontokan rambut.

Menurut dr. Devia Irine Putri, munculnya kerontokan rambut setelah mengalami COVID-19 memang bisa saja terjadi. 

“Rambut rontok bisa dipengaruhi oleh beragam faktor, mulai dari genetik, ketidakseimbangan hormon, kondisi kesehatan, obat-obatan, hingga stres,” jelas dr. Devia, alumnus Pendidikan Kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan

“Pada pasien Covid-19, penyebab rambut rontok adalah demam tinggi dan stres. Mungkin tidak dirasakan langsung, tetapi kondisi ini bisa saja muncul di kemudian hari, karena bergantung pada siklus pertumbuhan rambut itu sendiri,” sambungnya.

Kondisi kerontokan rambut pada kasus ini disebut dengan telogen effluvium. Tak cuma penderita COVID-19 yang bisa mengalaminya, para ahli pun mengatakan kondisi tersebut dapat terjadi pada orang-orang yang sangat cemas terhadap virus corona.

Selain itu, orang-orang yang tidak terinfeksi tetapi terdampak pandemi; kehilangan pekerjaan, kematian orang yang dicintai, perubahan besar pada gaya hidup, juga berpotensi untuk mengalami telogen effluvium

Dengan demikian, bukan virusnya yang membuat rambut sebagian orang mengalami kerontokan, melainkan stres yang dialami. 

Tetapi rambut yang telah rontok tersebut bisa tumbuh kembali. Kondisi demikian umumnya terjadi 3 hingga 6 bulan setelah seseorang benar-benar pulih.

(Sumber: klikdokter.com)

spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Must Read

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Related News

- Advertisement -spot_img

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here