Nukilan.id – Ratusan pengungsi akibat dampak asap gas beracun dari sumur Alue Siwah-11 milik PT Medco E&P Malaka mengeluh kurangnya air bersih dan tempat mandi cuci kakus (MCK).
“Warga mengungsi mencapai 302 orang, tapi hanya tersedia satu MCK umum milik kecamatan yang dapat dimanfaatkan para pengungsi,” kata Nurul Hasanah, warga yang kini mengungsi di Kantor Camat Banda Alam, Kabupaten Aceh Timur, Selasa (13/4/2021).
Dampak kurangnya MCK, pengungsi terpaksa harus mengantre berjam-jam, padahal mereka hanya untuk buang air kecil. Sebagai alternatif, pengungsi ke masjid yang jaraknya 800 meter dari lokasi pengungsian.
Selain kekurangan air bersih dan MCK, pengungsi juga kekurangan selimut, sehingga saat tidur mereka menggunakan matras dan tikar plastik. Kondisi ini juga mengganggu kesehatan, kata Nurul Hasanah.
Baca juga: PT Medco Terus Berupaya Tangani Warga Terdampak Gas Beracun
“Untuk stok makanan cukup, bahkan lebih, karena tersedia dapur umum di dekat posko pengungsian. Tapi yang susah adalah MCK dan kurang air bersih,” kata Nurul Hasanah.
Camat Banda Alam Muliadi mengakui kekurangan tersebut. Pihaknya berusaha memenuhi apa yang dibutuhkan para pengungsi.
“Segala kekurangan ini kita akan coba menyampaikan kembali untuk dipenuhi segala kebutuhan pengungsi,” kata Muliadi.
Sebelumnya, puluhan warga di Desa Panton Rayeuk T, Banda Alam, Aceh Timur, tumbang akibat terhirup gas beracun yang berasal dari kegiatan flaring atau pembakaran gas Sumur AS-11 PT Medco EP Malaka, Jumat (9/4/2021) pagi.
Selain itu, ratusan warga juga mengungsi ke Kantor Camat Banda Alam guna menghindari keracunan gas milik perusahaan minyak dan gas tersebut.[antara]