Nukilan.id – Direktur Pusat Analisis Kajian dan Advokasi Rakyat (PAKAR), Muhammad Khaidir menanggapi pernyataan pengamat kebijakan publik Dr. Nasrul Zaman terkait minimnya pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah Zainoel Abidin (RSUDZA) Aceh.
Diberitakan sebelumnya, pengamat kebijakan publik itu mengatakan keberadaan RSUDZA diibaratkan seperti sebuah puskesmas yang berada di Aceh dalam urusan pelayanan kesehatan karena masih terdapat beberapa hal yang menjadi masalah.Ā
āBagi saya itu keliru. Kebanyakan orang menilai RSUDZA dari sisi negatif tanpa mengetahui kendala apa yang sedang terjadi dan di hadapi oleh RSUDZA, kenapa pelayanan nya seperti ini? kenapa lambat? kan kita tidak tahu,ā kata Khaidir dalam keteranganya kepada Nukilan di Banda Aceh, Senin (3/4/2023).
Menurut khaidir, RSUDZA saat ini cuma kekurangan stok obat. Tetapi diluar dari itu pihak rumah sakit sudah memberikanĀ yang terbaik mulai dari pelayanan hingga fasilitas sehingga rumah sakit terbesar di Aceh itu memiliki akreditasi A.Ā
āBerdasarkan informasi yang saya terima, RSUDZA saat ini kekurangan stok obat, Menurut saya kekurangan stok obat yang harus di kaji secara mendalam bukan terus menerus menyoroti soal pelayanan,ā ujarnya.
Ia berharap, RSUZA segera mengatasi kekurangan stok obat karena itu salah kebutuhan rumah sakit dalam menangani pasien.
Untuk diketahui, saat ini pihak RSUDZA belum dapat dihubungi untuk diminta keterangan terkait pelayanan di rumah sakit itu. [Rjf]