Pengamat: Jangan Samakan Pengungsi Rohingya dengan Israel

Share

Nukilan.id – Pengamat politik dari Universitas Malikussaleh (Unimal) Lhokseumawe, Teuku Kemal Fasya mengatakan sentimen negatif terhadap pengungsi Rohingya mulai berkembang sejak tahun 2023 lalu. Saat itu, kata Kemal, ada pengarahan opini terutama dari TNI-AL yang menjaga kelautan yang menyatakan bahwa kedatangan para pengungsi Rohingya ke Indonesia ini bisa membahayakan integritas Indonesia.

“Wacana itu kemudian beresonansi juga di media sosial. Ada BEM suatu kampus swasta Waktu itu yang melakukan demonstrasi dan pengusiran terhadap pengungsi Rohingya yang menumpang di Balai Meuseuraya Aceh. Gelombang antipatinya dimulai pada saat ini. Padahal, sebelumnya kita sangat welcome dengan mereka,” ujar Teuku Kemal Fasya kepada Nukilan, Jumat (8/11/2024).

Kemal menambahkan, imaginasi ini kemudian disamakan dengan perilaku orang Yahudi Israel yang kemudian menjajah bangsa Palestina. Menurut Kemal, ini merupakan analogi yang tidak masuk akal karena situasinya berbeda.

“Ketika orang Yahudi datang ke Palestina setelah Perang Dunia ke-II itu kan mereka dibackup oleh kekuatan dunia saat itu, di antaranya adalah Amerika Serikat dan Inggris. Jadi jangan disamakan dengan para pengungsi Rohingya ini, mereka warga yang tidak ada kewarganegaraan,” sebut Kemal.

Sebelumnya, sebanyak 152 pengungsi Rohingya yang didatangkan dari Aceh Selatan ditolak oleh warga Jeulingke, Kecamatan Syiah Kuala, Banda Aceh. Sebelumnya mereka mendarat di Labuhan Haji, Aceh Selatan. Para pengungsi didatangkan dengan lima truk dan tiba di Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM (Kanwil Kemenkumham) Aceh sekitar pukul 09.30 WIB. Sekitar pukul 20.55 WIB, para pengungsi diminta naik kembali ke truk dan diantarkan pulang ke Aceh Selatan. []

Reporter: Sammy

spot_img
spot_img
spot_img

Read more

Local News