NUKILAN.id | Banda Aceh – Kepala Badan Strategi Kebijakan Dalam Negeri (BSKDN) Kementerian Dalam Negeri, Yusharto Huntoyungo, mendorong Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Aceh untuk mempercepat pertumbuhan inovasi di wilayah tersebut. Hal ini disampaikannya dalam acara Workshop dan Bimbingan Teknis (Bimtek) Pengukuran Indeks Inovasi Daerah Tahun 2024 di Kantor Bappeda Aceh pada hari Selasa.
“Inovasi tak selalu berarti mahal atau berbasis digital. Yang penting, inovasi itu sederhana dan memberi nilai tambah yang nyata bagi masyarakat,” ujar Yusharto.
Yusharto menekankan pentingnya pendidikan yang baik sebagai langkah awal untuk mempercepat pertumbuhan inovasi, terutama melalui pengoptimalan potensi Sumber Daya Manusia (SDM) di Aceh. Dia juga menyoroti disiplin jam belajar anak sekolah sebagai faktor kunci dalam pengembangan potensi mereka.
“Dengan jam belajar yang teratur, anak-anak dapat mengembangkan potensi mereka secara maksimal,” tambahnya.
Yusharto juga mengungkapkan kolaborasi dengan organisasi internasional untuk menganalisis dampak kesehatan gigi terhadap kinerja belajar anak. Hasilnya menunjukkan anak-anak dengan masalah kesehatan gigi cenderung kurang aktif secara akademis.
Dia juga memuji upaya Pemerintah Provinsi Aceh melalui Bappeda dan lembaga lainnya dalam memperkuat ekosistem inovasi di daerah itu. Penyusunan Indeks Inovasi Daerah (IID) Provinsi Aceh pada tahun 2023 mencatat peningkatan signifikan, dengan skor IID mencapai 55,38.
“Dengan peningkatan ini, kita harapkan masyarakat Aceh dapat terus merasakan manfaat langsung dari inovasi-inovasi yang dikembangkan,” pungkas Yusharto.
Upaya untuk mengembangkan budaya inovasi sejak dini juga ditekankan sebagai langkah penting dalam menumbuhkan generasi SDM yang kreatif dan berinovasi di masa depan.
Berita ini menyoroti komitmen pemerintah untuk mendorong pertumbuhan inovasi di Aceh melalui strategi pengembangan SDM yang optimal dan kolaborasi lintas sektor.
Editor: Akil Rahmatillah
