Nukilan.id – Pasangan suami istri (Pasutri), Miranti dan Muhammad Ali mengalami jatuh bangun dalam merintis usaha kerupuk Sedap di Blang Bintang, Kabupaten Aceh Besar.
Mereka yang tinggal Dusun krueng Lingka, Gampong Blang, Kecamatan Blang Bintang, Kabupaten Aceh Besar itu sempat bangkrut dan harus menjai pemulung rongsokan besi dan botol bekas untuk menyambung hidup.
Miranti bercerita, awalnya dia berjualan kerupuk Sedap selama 7 tahun lamanya. Usahanya itu kandas karena banyak warung tempat ia menitip jual kerupuknya banyak yang tidak disetor.
Untuk menyambung hidup, dia dan suami terpaksa mengais sisa rongsokan besi dan botol bekas menjualnya ke pengepul.
Terkadang mereka juga mengandalkan pinjaman ke tetangga dan saudara untuk beli makanan pokok sehari-hari dan untuk biaya anak-anaknya yang masih duduk di bangku sekolah TK.SD dan SMP.
“Satu tahun nyari rongsokan besi dan botol bekas kemudian dijual ke pengepul, buat makan dan jajan anak-anak ke sekolah, itu pun terkadang sempat ngutang,”ungkap Miranti kepada media ini saat ditemui di rumahnya, Senin (30/8/2021).
Dari Hasil tabungan dan pinjaman ke orangtuanya untuk bisa kembali membuka usaha kerupuk sedap tersebut.
“Sedih pas masa-masa sulit itu, biasanya megang uang, tapi saat tidak ada, kalo sekarang alhamdulillah dikit-dikit sih ada,” ujarnya.
Sambil berkaca-kaca, Miranti mengusap air matanya karena teringat masa sulit dulu.
Dia bahkan mengungkapkan hampir cekcok dengan suaminya karena masa sulit itu, namun dia berusaha sabar dan terus bangkit.
Kemudian dia mencoba bangkit lagi berusaha goreng kerupuk Sedap itu modal awalnya Rp 2.000.000.
Dalam tiga bulan terakhir usahanya lumayan maju dan lancar, namun terkendala pandemi Covid-19 yang baru-baru ini, daerahnya ditetapkan Zona Merah sehingga pembelinya berkurang.
Dalam sehari produksi kerupuk sedap, Miranti menghabiskan satu pax kerupuk sedap yang menghasilkan 240 bungkus kerupuk dengan isi 4 Biji per bungkusnya.
Untuk memproduksi kerupuk sedap tersebut, Miranti sendiri yang menggorengnya, sebelum dia goreng kerupuk itu harus di jemur terlebih dahulu yang dibantu oleh suami dan 3 anaknya yang bertugas untuk mengemas kerupuk kedalam plastik dan menjualnya itupun saat anaknya pulang dari sekolah.
Dalam sehari mereka bekerja mulai pukul 14.00 WIB hingga 18.00 WIB.
Harga satu bungkus kerupuk isi 4 biji dia jual Rp 1000.
Biasanya kalau ia nitip di toko atau kios-kios dengan harga Rp 800/900 lalu dijual kembali Rp 1000 untuk satu bungkus kerupuk.
Titip di Kios tersebar di beberapa daerah di Kota Banda dan Aceh Besar yaitu Lambaro, Peunayong, blang bintang dan sekitarnya.
Sejak dimulainya kembali usaha kerupuk sedap itu sekarang lumayan orderan kerupuk sekitar 200 sampai 300 bungkus untuk dijual perhari.
Saat masa hari besar, Miranti meraup untung sekitar Rp 300 perharinya.
“Kalau hari-hari biasa omsetnya Rp 100.000/200.000. Pas Corona Covid-19 Zona Merah pemasarannya Sepi,” ujarnya.[]