Parlemen Indonesia dan Afrika Bersatu Perangi Wabah Cacar Monyet

Share

NUKILAN.id | Bali – Parlemen Indonesia dan Afrika sepakat untuk memperkuat kerja sama dalam memerangi wabah cacar monyet (Mpox) yang kini menjadi perhatian global. Kesepakatan ini tercapai dalam Indonesia-Africa Parliamentary Forum (IAPF) yang diselenggarakan oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI di Bali, dari tanggal 31 Agustus hingga 2 September 2024.

Ketua DPR RI, Puan Maharani, dalam pembukaan forum tersebut menekankan pentingnya peran parlemen dalam menghadapi isu-isu global melalui diplomasi damai.

“Kami sepakat untuk memerangi Mpox, yang bukan hanya menyebar di Afrika dan Indonesia, tetapi juga di seluruh dunia,” ujar Puan dengan tegas.

Forum tersebut menjadi ajang bagi parlemen Indonesia dan Afrika untuk bertukar pandangan dan strategi dalam penanganan wabah Mpox yang telah ditetapkan sebagai darurat kesehatan masyarakat global oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Menyikapi status darurat ini, Puan menegaskan bahwa parlemen memiliki tanggung jawab besar untuk berperan aktif dalam mengatasi penyebaran virus tersebut.

“Parlemen harus mampu mendorong pemerintah untuk melakukan langkah-langkah konkret dalam pencegahan dan mitigasi,” tambah Puan.

Ia juga menggarisbawahi pentingnya skrining kesehatan yang akurat untuk setiap kedatangan orang dari luar negeri, mengingat pengalaman Indonesia dalam menangani pandemi Covid-19.

Puan menyampaikan bahwa DPR RI akan meminta pemerintah Indonesia untuk menjalin kerja sama dengan negara-negara Afrika serta negara lainnya yang berpotensi menjadi jalur penyebaran virus.

“Kita perlu kerja sama global yang solid untuk memastikan virus ini tidak menyebar lebih luas,” tuturnya.

Di sisi lain, Jacob Mudenda, Ketua Parlemen Zimbabwe yang hadir sebagai perwakilan parlemen Afrika, menekankan pentingnya penerapan protokol kesehatan dan pengadaan vaksin dalam upaya memerangi Mpox.

“Kita harus bekerja sama untuk menghadapi tantangan ini, dari penerapan protokol kesehatan hingga distribusi vaksin,” kata Mudenda.

Menurut data terbaru dari Kongo, sekitar 70 persen dari 14.901 pasien yang terinfeksi Mpox adalah anak-anak di bawah usia 15 tahun, dengan lebih dari 321 anak meninggal dunia. Hal ini menunjukkan bahwa anak-anak lebih rentan terkena Mpox dalam kondisi parah dibandingkan dengan orang dewasa.

Di Indonesia, Kementerian Kesehatan RI melaporkan telah terjadi 88 kasus cacar monyet selama periode 2022-2024, dengan rincian 74 kasus hingga akhir 2023 dan 14 kasus pada 2024. Wabah ini telah menimbulkan kekhawatiran di berbagai kalangan, terutama dengan adanya potensi penyebaran yang lebih luas.

Wabah Mpox, yang masa inkubasinya berkisar antara 3 hingga 17 hari, dapat menimbulkan gejala seperti ruam di tangan, kaki, dada, wajah, atau mulut, demam, panas dingin, pembengkakan kelenjar getah bening, kelelahan, nyeri otot, sakit punggung, sakit kepala, serta gejala pernapasan seperti sakit tenggorokan, hidung tersumbat, atau batuk.

Kerja sama erat antara Indonesia dan Afrika dalam forum ini diharapkan dapat menjadi langkah awal dalam menghadapi dan mengatasi tantangan global terkait penyebaran wabah cacar monyet.

Editor: Akil

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img

Read more

Local News