Pakar Sebut Infrastruktur Bisnis Jadi Tantangan Indonesia Mengejar Singapura

Share

NUKILAN.id | Jakarta – Dalam beberapa tahun terakhir, semakin banyak perusahaan yang memilih untuk berinvestasi di Singapura ketimbang di Indonesia. Salah satunya adalah Indonesia Airlines (INA), maskapai yang didirikan oleh Iskandar, pengusaha asal Aceh. Fenomena ini menimbulkan pertanyaan mengenai seberapa besar perbedaan antara kedua negara dalam hal infrastruktur, perpajakan, dan kemudahan berbisnis.

Untuk menjawab hal tersebut, Nukilan.id menghubungi Gading Kevin Simarmata, Analis Utama Bidang Perekonomian, Investasi Pariwisata, dan Ekraf Asah Kebijakan Indonesia.

Menurutnya, Indonesia sebenarnya telah mengalami peningkatan dalam hal kemudahan berbisnis, seperti adanya sistem perizinan berusaha yang terintegrasi secara elektronik.

“Di Indonesia, kemudahan berbisnis sudah ada peningkatan ya. Kita punya OSS atau sistem perizinan berusaha yang terintegrasi secara elektronik. OSS berbasis risiko juga sudah muncul, ini menjadi langkah baik,” ujarnya.

Meski begitu, ia juga mengakui bahwa sistem tersebut masih memiliki sejumlah kekurangan. Namun, ia menilai bahwa upaya pemerintah dalam membangun ekosistem bisnis yang lebih ramah investasi tetap patut diapresiasi.

“Walaupun memang masih banyak kekurangannya, tapi ini patut diapresiasi juga,” tambahnya.

Sementara itu, Singapura dinilai jauh lebih unggul dalam hal pelayanan dan kemudahan regulasi. Negara tersebut telah menerapkan sistem yang lebih terdigitalisasi, sehingga mempermudah para pelaku usaha dalam menjalankan bisnis mereka.

“Di Singapura memang layanannya dan kemudahan regulasinya itu jauh lebih unggul, dan lebih terdigitalisasi. Itu menjadi hal penting juga,” kata Gading.

Dalam aspek infrastruktur, perbedaan antara kedua negara juga cukup mencolok. Indonesia, sebagai negara kepulauan, memiliki tantangan yang lebih besar dalam membangun infrastruktur yang merata dibandingkan dengan Singapura yang hanya terdiri dari satu pulau utama.

“Terkait infrastruktur, Indonesia memang lebih besar. Kita negara kepulauan sehingga infrastrukturnya juga lebih kompleks dibanding mereka yang hanya satu pulau,” jelasnya.

Singapura, menurutnya, lebih mudah dalam mengonsolidasikan kebijakan infrastrukturnya. Hal ini memungkinkan mereka untuk memiliki sistem yang lebih efisien dan terintegrasi dengan baik.

“Mereka lebih mudah dalam mengkonsolidasi kebijakan infrastrukturnya. Hal ini terlihat dari i-core Indonesia juga kan masih kurang relatif bagus,” pungkasnya.

Perbedaan inilah yang menjadi salah satu alasan mengapa banyak perusahaan lebih memilih Singapura sebagai destinasi investasi. Namun, dengan berbagai langkah reformasi yang telah dilakukan, Indonesia berpotensi untuk semakin meningkatkan daya saingnya di masa mendatang. (XRQ)

Reporter: Akil

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img

Read more

Local News