Friday, September 20, 2024
1

Otto Syamsuddin Ishak Ungkap Tahapan Konflik Bersenjata di Aceh

Nukilan.id – Aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) dan mantan Komisioner Komnas HAM periode 2012-2017, Otto Syamsuddin Ishak menyebutkan setiap periode konflik bersenjata yang dulu terjadi di Aceh terbagi dalam beberapa tahapan di mana penanganan konflik atau kebijakan militer yang diambil juga berbeda.

Hal tersebut disampaikan Otto Syamsuddin Ishak dalam Diskusi dan Peluncuran Peta Digital Situs Penyiksaan di Aceh yang diadakan di kantor LBH Banda Aceh, Pango, Senin (30/10/2023). Otto menjelaskan, jika diperhatikan secara seksama kebijakan militer yang diambil saat itu selalu ada tindakan-tindakan atau kebijakan militer yang khas yang membedakan antara satu periode konflik bersenjata yang satu dengan yang lainnya pada masa konflik bersenjata dulu.

“Misalnya, Operasi Jaring Merah. Itu kan operasi antigerilya. Jadi tidak ada perang terbuka. Kemudian metodenya shock theraphy. Oleh karena itu ada penyiksaan di dalam kamp, ada penyiksaan di luar kamp. Misalnya sekitar tahun 1998 itu, ada penyiksaan di luar kamp, ada masyarakat dikumpulkan di meunasah, di situ ditembak atau dibunuh orang,” ujar Otto Syamsuddin Ishak dalam diskusi tersebut, Senin (30/10/2023).

Shock theraphy itu, seperti pembunuhan dan pelecehan seksual, kata Otto pada prinsipnya bertujuan untuk menghancurkan harkat, martabat dan harga diri masyarakat sipil Aceh pada waktu itu.

Karena itu, tantangan yang dihadapi saat ini bukanlah dengan menjadikan cerita pelanggaran HAM dan pelecehan seksual, khususnya para perempuan sebagai korban, namun bagaimana membangun suatu narasi baru bahwa masyarakat dan perempuan korban konflik bersenjata di Aceh adalah pahlawan yang memperjuangkan hak, harkat, dan martabat mereka.

“Jadi narasi seperti ini penting sekali. Narasi seperti ini harus dinaikkan, karena salah satu yang terjadi sekarang terhadap korban dan elemen masyarakat sipil itu tidak dihargai. Tidak ada penghargaan terhadap mereka. Ini menunjukkan tidak adanya kerja sama untuk Aceh damai ke depan karena sudah nafsi-nafsi dengan urusan masing-masing,” kata Otto Syamsuddin Ishak. [Sammy]

spot_img
spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Must Read

- Advertisement -spot_img

Related News

- Advertisement -spot_img