NUKILAN.id | Jakarta – Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, dilaporkan semakin khawatir menyusul gelombang protes besar-besaran yang terus meluas di Tel Aviv dan sejumlah kota di Israel. Aksi demonstrasi ini dipicu oleh kemarahan publik atas tewasnya enam sandera Hamas di Gaza.
Sabtu (31/8/2024), militer Israel mengumumkan penemuan enam jenazah sandera Hamas di dalam terowongan Rafah, Gaza. Kejadian ini memicu kemarahan warga Israel, terutama para keluarga sandera, yang mendesak Netanyahu untuk segera mencapai kesepakatan dengan Hamas guna pembebasan sandera lainnya. Hingga kini, setidaknya 97 warga Israel masih ditawan oleh Hamas.
Sumber yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan bahwa Netanyahu semakin resah dengan situasi ini.
“Ia khawatir protes akan terus meluas dan mengancam stabilitas pemerintahannya,” kata pejabat tersebut.
Demonstrasi ini tidak hanya diikuti oleh keluarga korban, tetapi juga melibatkan ratusan ribu warga yang menyuarakan kekecewaan mereka terhadap kepemimpinan Netanyahu. Mereka menilai Netanyahu gagal dalam negosiasi dengan Hamas untuk membebaskan para sandera.
Aksi protes tersebut kini berkembang menjadi seruan untuk melakukan pemogokan nasional. Para pengunjuk rasa menuntut pemerintah mengambil langkah cepat dan tegas guna menyelesaikan krisis ini.
Tidak hanya di Tel Aviv, aksi serupa juga terjadi di beberapa kota lain di Israel. Para demonstran mengenakan topeng Netanyahu dan melumuri tangan mereka dengan cat merah sebagai simbol protes atas darah yang tertumpah akibat kebijakan pemerintah.
Di tengah tekanan yang kian meningkat, masa depan Netanyahu sebagai pemimpin Israel kini dipertaruhkan. Pertanyaan besar yang muncul adalah, apakah Netanyahu mampu mengatasi situasi ini dan memenuhi tuntutan warganya, atau justru akan semakin terpuruk dalam krisis yang tengah berlangsung.
Editor: Akil