Tuesday, September 17, 2024
1

Nasib Jensen Huang: Manusia Rp 1.700 T Terancam Makin Miskin

NUKILAN.id | Jakarta – Kekayaan CEO Nvidia, Jensen Huang, kembali menjadi sorotan publik. Pada Selasa (27/8/2024), Forbes melaporkan bahwa kekayaan Huang mengalami penurunan sebesar 2,22%, atau sekitar US$ 2,5 miliar (Rp 38 triliun), menjadi US$ 110,5 miliar (Rp 1.713 triliun). Penurunan ini terjadi menjelang laporan kinerja kuartal kedua (Q2) 2024 Nvidia yang dijadwalkan pada Rabu (28/8/2024) waktu setempat.

Nvidia, perusahaan yang didirikan oleh Huang dan kini mendominasi industri chip AI, diharapkan mencatatkan pertumbuhan pendapatan yang signifikan pada Q2 2024. Menurut prediksi LSEG, pendapatan Nvidia diproyeksikan meningkat 112% menjadi US$ 28,68 miliar. Namun, margin kotor yang disesuaikan diperkirakan turun 3 basis poin menjadi 75,8% akibat tingginya biaya produksi yang diperlukan untuk memenuhi lonjakan permintaan pasar.

Meskipun demikian, saham Nvidia sudah menunjukkan performa cemerlang sepanjang tahun ini dengan kenaikan lebih dari 150%, menambah nilai pasar perusahaan sebesar US$ 1,82 triliun. Namun, pada Senin (26/8/2024), saham Nvidia mengalami penurunan sebesar 2,2%.

Daniel Morgan, seorang senior portfolio manager di Synovus Trust, mengungkapkan bahwa Nvidia tidak hanya menjadi tolak ukur dalam industri chip, tetapi juga untuk industri AI secara keseluruhan.

“Jika Nvidia gagal memenuhi ekspektasi, investor mungkin akan menjual saham mereka dari semua perusahaan AI,” kata Morgan, dikutip dari Reuters, Selasa (27/8/2024).

Kekhawatiran tentang kemampuan Nvidia untuk terus memenuhi ekspektasi tinggi ini juga mempengaruhi harga saham perusahaan. Sejak Juli hingga awal Agustus, saham Nvidia turun 20%. Meskipun ada pemulihan belakangan ini, harga saham masih 5% lebih rendah dari rekor tertingginya pada Juni lalu.

Selain itu, Nvidia juga menghadapi tantangan dengan potensi penundaan produksi chip Blackwell AI generasi terbaru. Analis SemiAnalysis memperingatkan bahwa masalah desain dapat menunda produksi hingga semester pertama tahun depan, yang akan berdampak pada pertumbuhan pendapatan Nvidia.

Di tengah kekhawatiran investor, Nvidia juga menghadapi penyelidikan anti-monopoli oleh regulator AS. Penyelidikan ini berfokus pada dugaan bahwa Nvidia memaksa beberapa penyedia cloud untuk membeli produknya dalam jumlah besar dan menggabungkan peralatan jaringan dengan chip AI untuk memonopoli pasar.

Jika penyelidikan ini berlanjut dan kecemasan investor tidak mereda, bukan tidak mungkin saham Nvidia akan terdampak lebih parah. Kondisi ini tentunya dapat memengaruhi kekayaan Jensen Huang.

Pertumbuhan pesat Nvidia dalam beberapa tahun terakhir membuat perusahaan ini menghadapi tantangan besar dalam mempertahankan performanya. Seperti yang dikatakan Michael Schulman, Chief Investment Officer di Running Point Capital, “Sekali perusahaan mencapai angka tertentu, mereka akan sulit mempertahankan pertumbuhannya.”

Nasib Nvidia dan kekayaan Jensen Huang kini berada di persimpangan. Laporan pendapatan Q2 2024 dan hasil penyelidikan anti-monopoli akan menjadi penentu apakah perusahaan ini dapat terus mengukir prestasi atau menghadapi penurunan yang lebih dalam.

Editor: Akil

spot_img
spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Must Read

- Advertisement -spot_img

Related News

- Advertisement -spot_img