NUKILAN.id | Banda Aceh – Muhammadiyah memasuki usia ke-112 pada Senin (18/11/2024), mendapatkan apresiasi luas atas kiprahnya di berbagai bidang, terutama pendidikan dan sosial. Berdasarkan survei Litbang Kompas, sebanyak 91 persen responden menilai organisasi ini memberikan kontribusi positif terhadap pembangunan bangsa.
Survei yang melibatkan 540 responden dari 38 provinsi pada 21-23 Oktober 2024 ini mencatat peran Muhammadiyah dalam menjaga kerukunan umat beragama diakui oleh 36,1 persen responden. Hasil survei tersebut didukung tingkat kepercayaan 95 persen dengan margin of error sekitar 4,21 persen.
Peran Muhammadiyah di Mata Kader Muda
Melihat peran Muhammadiyah lebih dekat, Nukilan.id mewawancarai T. Aulia Rahman, seorang kader Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) Aceh. Ia menyoroti kontribusi Muhammadiyah yang paling dirasakan oleh pelajar, khususnya di Aceh, berada pada bidang infrastrukturnya.
“Fasilitas pendidikan yang dibangun Muhammadiyah menjadi bukti nyata kontribusinya. Sekolah-sekolah Muhammadiyah telah banyak membantu pelajar di berbagai daerah, termasuk Aceh, untuk mendapatkan akses pendidikan berkualitas,” ungkap Aulia.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa relevansi Muhammadiyah di tengah perkembangan zaman terletak pada prinsip “Berkemajuan” yang diusung oleh organisasi ini.
“Khittah Muhammadiyah yang fokus pada usaha sosial dan pendidikan, serta prinsip berkemajuan, membuatnya selalu mampu menghadapi tantangan zaman,” ujarnya.
Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Pilar Kaderisasi
Sebagai salah satu organisasi otonom Muhammadiyah, IPM memiliki peran strategis dalam mendukung visi dan misi organisasi. Aulia menyebutkan bahwa IPM adalah pondasi sistem kaderisasi Muhammadiyah.
“IPM membentuk generasi muda yang moderat dan berkemajuan. Peran ini sangat penting dalam mencetak kader yang siap meneruskan perjuangan Muhammadiyah di masa depan,” katanya.
Harapan untuk Masa Depan
Aulia juga mengungkapkan harapannya agar kader Muhammadiyah dapat lebih berkontribusi di bidang pendidikan dan lingkungan, khususnya di Aceh.
“Dengan adanya kader Muhammadiyah dalam struktur pemerintahan, khususnya di sektor pendidikan dan lingkungan, diharapkan mampu membawa perbaikan sistem pendidikan dan menjaga keberlanjutan lingkungan di Indonesia,” tutupnya.
Di usianya yang ke-112, Muhammadiyah terus menunjukkan komitmennya sebagai gerakan sosial yang relevan dengan tantangan zaman. Apresiasi publik yang tinggi menjadi bukti bahwa organisasi ini masih menjadi salah satu pilar penting pembangunan bangsa.
Editor: Akil