NUKILAN.id | Kualasimpang – Pengurus Majelis Pendidikan Daerah (Kabupaten) Aceh Tamiang menerima kunjungan silaturahmi dan audiensi pengurus MPD Kabupaten Aceh Utara di kantor MPD setempat, Kamis (8/8/2024).
Dalam audiensi tersebut, MPD Aceh Utara terdiri dari Ketua Komisi Beasiswa, Ismunazar, SE, Ka. Dewan Pakar, Mawardi, S.Pd, M.Pd dan unsur Sekretariat MPD Aceh Utara, yang diterima langsung oleh Ketua MPD Aceh Tamiang, H. Muttaqin, S.Pd, M.Pd didampingi Wakil Ketua I, Mukhlis, NT, MM, Wakil Ketua II, Izwardi, SIP dan anggota MPD Aceh Tamiang yakni Andi Maulana Lubis, Muhammad Yunus, S.Pd, Sri Wahyu, S.Pd.I dan Muhammad Hendra Vramenia, SH serta Kepala Sekretariat MPD Aceh Tamiang, Derita, SE.
Dalam kunjungan silaturahmi dan audiensi tersebut pengurus MPD Aceh Tamiang dan MPD Aceh Utara saling bertukar informasi terkait persoalan Beasiswa dan penerapan Kurikulum Muatan Lokal (Mulok).
Ketua MPD Aceh Tamiang, H. Muttaqin, S.Pd, MPd menyambut baik kunjungan audiensi yang dilakukan oleh pengurus MPD Aceh Utara ke MPD Aceh Tamiang.
“Pihaknya berharap melalui kunjungan silaturahmi ini, dapat meningkatkan kordinasi sesama MPD antar kabupaten, meningkatkan kerjasama terutama yang menyangkut tupoksi MPD dan menjalin kerjasama tentang Mulok,” ujar Mutaqqin.
Sementara itu, Wakil Ketua MPD Aceh Tamiang, Izwardi dalam kesempatan tersebut menjelaskan bahwa MPD Aceh Tamiang tidak mencampuri perihal atau program yang bersifat teknis seperti perihal program Beasiswa.
“Terkait program Beasiswa untuk para siswa dan siswi sesuai dari tingkatkan baik tingkat SD, SMP atau SMA/SMK berada di Dinas Pendidikan. Sedangkan untuk program beasiswa untuk para mahasiswa berada di Bagian Kesra Setdakab Aceh Tamiang dan untuk program bantuan untuk santri Tahfiz dan santri mondok berada di Baitul Mal Aceh Tamiang,” ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut Izwardi menjelaskan bahwa untuk penerapan kurikulum muatan lokal di Aceh Tamiang yang terdiri dari kurikulum Baca Tulis Qur’an (BTQ) dan Adat Budaya Tamiang (ABT) masih tahapan proses.
“Khusus untuk kurikulum BTQ yang didalamnya berisi pendidikan bernuansa islami itu didasari karena ada temuan masih ada siswa SD yang belum mampu membaca dan menulis Alquran. Mudah-mudahan melalui penerapan kurikulum ini dapat memberi dampak positif dalam mengatasi persoalan tersebut,” ujarnya.
Editor: Akil