NAMA drh. Nurdiansyah Alasta, M.Kes belakangan cukup populer dikalangan kader Partai Demokrat Aceh. Ia salah satu sosok milenial yang mengisi jabatan penting dalam kepengurusan baru Dewan Pimpinan Daerah Partai Demokrat Aceh Periode 2021-2026 dibawah Kepemimpinan Muslim, S.H.I. M.M.
Jabatan Bendahara di Partai Politik bukanlah jabatan sembarangan, posisi ini akan sangat menentukan bergeraknya mesin Partai Demokrat kedepannya. Sebelum bergabung ke Partai Demokrat dan menjadi anggota legislatif dari partai berlambang mercy tersebut, Dian – begitu ia akrab disapa- pernah menduduki beberapa jabatan penting di instansi pemerintah. Sehingga wajar kemampuan anak muda yang juga menjabat sebagai Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) ini tidak perlu dipertanyakan.
Namun bagi Dian itu bukan masalah yang perlu diperdebatkan. Katanya, yang penting terus bekerja dan berinovasi, sebab orang muda memang punya “tenaga” ekstra dalam bekerja dan memutuskan.
“Ketum AHY selalu mengingatkan kepada kita para kader tentang “Muda Adalah Kekuatan”, dalam hal politik kekuatan itu adalah kepercayaan,” kata Nurdiansyah kepada Nukilan.id di Banda Aceh.
Tampaknya Dian memang sangat faham memutuskan persoalan, apalagi dalam karir politiknya Dian terbilang orang muda yang cerdas, perhitungan, dan berani bersikap.
Sebelum bergabung bersama Partai Demokrat, Dian tercatat sebagai Pegawai Negeri Sipil di Dinas Kesehatan Hewan dan Peternakan serta Dinas Pertanian dan Perkebunan Aceh Tenggara. Dia menempati posisi Kepala Sub bagian Keuangan dan Pelaporan, lalu pernah menjabat Kepala Bidang Kesehatan masyarakat Veteriner, dan Kepala Bidang Peternakan di Dinas Pertanian dan Perkebunan.
Lalu, Dian memutuskan meninggalkan semua jabatan itu, sebab Dian merasa perannya dijabatannya kurang maksimal untuk membantu masyarakat, sehingga diapun memutuskan keluar sebagai ASN dan memilih Partai Politik, yakni Partai Demokrat, tempat dia memulai perjuangan membantu rakyat.
Tidak salah memang, keputusan Dian didasarkan pada jiwanya yang mengikuti jejak sang Ayah, (Alm) H. Jamidin Hamdani, yang wafat saat menjabat sebagai Anggota DPRA dan Ketua DPC Partai Demokrat Aceh Tenggara.
“Bapak sebelum terjun ke politik juga seorang jurnalis (Ketua PWI Aceh Tenggara) yang kerap melibatkan saya menulis, begitu juga di politik–kerap mengajak saya turun ke masyarakat, mungkin itu salah satu sebab saya ingin terus bersama masyarakat,.” jelas Dian.
Dian tercatat tahun 2002-2007 mentamatkan kuliah di Universitas Syiah Kuala Jurusan Kedokteran Hewan (S1), lalu berlanjut di kampus yang sama mengikuti pendidikan Profesi Dokter Hewan tahun 2007-2009. Sementara untuk Magister Kesehatan Masyuarakat diselesaikan di Universitas Sumatera Utara tahun 2011-2013.
Pada tahun 2019–setelah Ayahanda wafat–Dian memutuskan untuk bertarung di pemilihan Legislatif. Dia terpilih mewakili Dapil VIII (Aceh Tenggara dan Gayo Lues) sebagai Anggota DPR Aceh Fraksi Partai Demokrat.
“Alhamdulillah, sejak tahun 2020 saya juga dipercaya sebagai Ketua DPC Partai Demokrat Aceh Tenggara,” ujar Dian.
Dan kini, jabatan Bendahara DPD Partai Demokrat Aceh yang dipercaya padanya akan menjadi satu jalan Dian dapat lebih luas menjalankan misi kemasyarakatannya, sebab dia sadar, posisi Bendahara dapat menggerakan Partai Demokrat terus berkoalisi dengan rakyat.
“Tanggungjawab ini harus bisa saya jalankan sebaik-baiknya dan berguna untuk kesuksesan partai kedepannya,” demikian harap Nurdiansyah Alasta, semangat muda untuk kejayaan Partai Demokrat Aceh. [js]