Nukilan.id – Matahari Buatan China baru saja mencatatkan rekor baru menyala 160 juta derajat celcius selama 20 detik pada Minggu lalu. Namun apa tujuannya?
Experimental Advanced Superconducting Tokamak (EAST) memiliki tujuan akhir untuk menciptakan fusi nuklir seperti Matahari. Dengan menggunakan deuterium yang berlimpah di laut untuk menyediakan aliran energi bersih yang stabil.
Diperkirakan deuterium dalam satu liter air laut melalui reaksi fusi bisa menghasilkan jumlah energi yang sama dengan 300 liter bensin, dikutip laman Eureka Alert, Rabu (2/6/2021).
Ada sekitar 300 ilmuwan dan insinyur yang bekerja mendukung pengoperasian fasilitas itu. Di dalamnya ada sistem vakum, sistem gelombang RF, sistem hamburan laser dan sistem microwave.
Tenaga matahari buatan ini berbeda dengan bahan bakar fosil seperti batu bara, minyak, dan gas alam yang terancam habis dan mengancam lingkungan. Sementara matahari buatan tidak terbatas di Bumi.
Ini sebabnya energi fusi dianggap jadi energi yang ideal dan berpotensi membantu China mewujudkan netralitas karbon.
Eksperimen matahari buatan ini dikerjakan oleh Institute of Plasma Physics of the Chinese Academy of Sciences (ASIPP). Persiapan dan peningkatan percobaan telah dimulai satu tahun lalu.
Dalam uji coba tahun 2018, EAST menghasilkan suhu elektron 100 juta derajat celcius di plasma intinya. Atau hampir tujuh kali suhu Matahari.
Sementara tahun lalu EAST mencapai 100 juta derajat celcius selama 20 detik. Sementara itu pada Minggu lalu juga berhasil mencapai 120 juta derajat Celcius selama 101 detik.
Di saat bersama percobaan EAST juga mencapai 160 derajat celcius yang berlangsung selama 20 detik.
“Ini adalah Capaian besar di bidang fisika dan teknik China. Keberhasilan percobaan meletakkan dasar bagi China untuk membangun stasiun energi fusi nuklir sendiri,” kata direkjtor ASIPP, Song Yuntao.[cnbcindonesia]