NUKILAN.id | Banda Aceh – Fenomena meningkatnya jumlah mantan perwira TNI dan Polri yang mencalonkan diri dalam pemilihan kepala daerah (pilkada) terus menjadi sorotan. Tren ini mengindikasikan semakin kuatnya keterlibatan mereka dalam politik lokal, sekaligus memunculkan kekhawatiran mengenai dominasi figur-figur berlatar belakang militer dan kepolisian di dunia pemerintahan.
Penelitian oleh The Conversation mencatat, sebanyak 55 mantan perwira militer dan polisi mencalonkan diri dalam pilkada sepanjang 2015 hingga 2020. Meskipun sempat mengalami penurunan pada 2017 akibat kecilnya data sampel, angka tersebut terus menunjukkan tren peningkatan di tahun-tahun berikutnya.
Pada 2024, data yang dihimpun Nukilan.id dari berbagai sumber menunjukkan bahwa fenomena serupa kembali muncul. Beberapa mantan perwira bahkan memilih pensiun dini dari dinas aktif demi mengikuti kontestasi politik, menegaskan minat mereka untuk berkontribusi dalam pembangunan daerah melalui jalur pemerintahan.
Pengamat politik dan keamanan, Aryos Nivada, menyebut keterlibatan mantan perwira TNI-Polri dalam pilkada tidak bisa dilepaskan dari keinginan masyarakat dan dukungan elite politik.
“Masih ada keinginan masyarakat yang menginginkan mereka hadir dalam kontestasi pilkada. Tidak mungkin mereka maju jika tidak ada dorongan dari masyarakat di akar rumput,” ujarnya saat dihubungi Nukilan.id.
Menurut Aryos, rekam jejak para mantan perwira yang dikenal memiliki karakter kepemimpinan kuat menjadi salah satu alasan mereka dilirik sebagai calon pemimpin daerah.
“Karakter mereka memang layak untuk menjadi pemimpin karena pengalaman mereka dalam bidang leadership. Mereka butuh ruang berbeda untuk mengaktualisasi diri dalam membangun daerahnya melalui jalur pilkada,” jelasnya.
Lebih lanjut, Aryos menilai bahwa partisipasi para mantan perwira ini juga dipengaruhi oleh strategi politik elite partai.
“Selain dorongan dari masyarakat, ada pula dukungan dari elite partai politik yang mendorong mereka untuk maju. Jadi, tidak mungkin mereka melangkah tanpa dasar kuat yang berasal dari berbagai variabel,” tutupnya. (XRQ)
Reporter: Akil Rahmatillah