Nukilan.id – Bagi negara dengan kekayaan alam yang luar biasa besar, mengekspor produk alam adalah hal biasa bagi Indonesia. Bentuk produk yang diekspor pun tentunya beraneka ragam.
Dari sekian banyak produk alam Indonesia yang diekspor tersebut, salah satunya adalah kotoran kelelawar. Ya, kotoran kelelawar dari Indonesia memang dijual sampai keluar negeri untuk menjadi pupuk yang disebut bat guano.
Bat guano laris di luar negeri karena manfaat besarnya untuk keperluan pertanian. Laman resmi Kementerian Pertanian menyebut pupuk guano alias pupuk berbahan dasar kotoran hewan yang didapat dari gua efektif untuk menyuburkan tanah karena mengandung fosfor dan nitrogen yang tinggi.
Pupuk guano dapat menjadi aktifator dalam pembuatan kompos. Selain itu, pupuk guano membuat tanaman mudah menyerap unsur yang bermanfaat dalam pupuk, serta memperbaiki dan memperkaya struktur tanah. Manfaat lainnya adalah adanya kandungan bakteria dan mikrobiotik flora yang berfungsi sebagai fungsida dan pemacu pertumbuhan tanaman utamanya daun, juga menguatkan batang tanaman.
Selain kelelawar, dunia pertanian juga sebenarnya mengenal pupuk berbahan kotoran hewan lain. Pupuk jenis itu biasa disebut dengan pupuk kandang dan bisa dibuat dari kotoran hewan seperti burung, bebek, dan ayam.
Untuk memenuhi kebutuhan ekspor bat guano, beberapa daerah menerapkan kebijakan-kebijakan tertentu mulai dari optimalisasi proses pengiriman hingga kontrol kualitas agar mutu kotoran kelelawarnya selalu terjaga.
Ekspor dari Jatim dan Sulsel
Salah satu daerah yang mengekspor bat guano adalah Jawa Timur. Ekspor perdana berhasil dilaksanakan dari sana pada akhir Maret lalu.
Guna menjaga kualitas kotoran kelelawar,Karantina Pertanian Surabaya memberi sertifikasi ekspor untuk tujuan Australia. Volume ekspor diklaim mencapai 129,76 ton dengan nilai Rp 838 juta.
Pada Maret lalu saat Jatim mulai mengekspor pupuk bat guano, produk diperiksa oleh Karantina Pertanian Surabaya untuk memastikan guano yang dieksplor bebas dari avian influenza (AI). Hasilnya, sebanyak 129,76 ton pupuk dengan nilai ekspor Rp 838 juta dinyatakan sehat, demikian seperti diwartakan Republika.
Daerah lain yang mengekspor bat guano adalah Sulawesi Selatan. Sama seperti Jatim, Sulsel juga diketahui mengekspor bat guano pada Maret lalu dengan terlebih dahulu menerapkan sertifikasi ekspor.
Bisnis.com mewartakan bahwa saat itu ada 46 ton bat guano yang disertifikasi dan siap diekspor ke Amerika Serikat dengan nilai Rp330 juta. Sertifikasi dilakukan dengan memeriksa kesesuaian dokumen dengan fisik barang. [GNFI]